JurnalPatroliNews – AS – Sebuah karya seni yang tidak biasa, berupa pisang yang direkatkan ke dinding dengan lakban, baru saja terjual dengan harga fantastis 6,2 juta dolar AS (sekitar Rp98,8 miliar) dalam lelang di New York pada Rabu, 20 November 2024.
Karya seni yang diberi judul Comedian itu adalah hasil ciptaan seniman Italia Maurizio Cattelan, dan pembelinya adalah Justin Sun, pendiri platform mata uang kripto TRON.
Justin Sun, dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa karya tersebut merepresentasikan fenomena budaya yang menyatukan seni, meme, dan komunitas kripto. “Ini adalah simbol dari pergeseran paradigma di dunia seni dan teknologi,” ujarnya, seperti dilaporkan oleh Associated Press pada Kamis, 21 November 2024.
Proses lelang karya ini berlangsung menarik. Penawaran dimulai di angka 800.000 dolar AS dan langsung melonjak dalam hitungan menit hingga mencapai 4 juta dolar, sebelum akhirnya ditutup di angka 6,2 juta dolar.
Dalam suasana ruangan yang penuh sesak, para peserta lelang sibuk mendokumentasikan momen bersejarah ini, sementara juru lelang Oliver Barker melontarkan candaan untuk memanaskan suasana.
“Ini adalah momen yang bahkan tidak pernah saya bayangkan sebelumnya: Lima juta dolar untuk sebuah pisang,” kata Barker, yang menambahkan elemen humor dalam proses lelang tersebut.
Karya Comedian sebelumnya mencuri perhatian publik pada debutnya di Art Basel Miami Beach tahun 2019. Kala itu, pisang yang direkatkan dengan lakban perak pada dinding putih mengundang perdebatan.
Banyak pengunjung bertanya-tanya apakah itu sekadar lelucon atau kritik terhadap standar dunia seni yang terkadang dianggap absurd. Bahkan, pada satu momen, seorang seniman lain mengambil pisang tersebut dari dinding dan memakannya, menciptakan kontroversi tambahan.
Meski begitu, karya ini tetap menjadi incaran kolektor. Tiga edisi Comedian berhasil terjual pada 2019 dengan harga antara 120.000 hingga 150.000 dolar AS. Kini, nilai karya tersebut telah melonjak drastis, menjadikannya simbol kontroversi sekaligus kreativitas di dunia seni modern.
Komentar