Untuk itu, kata SesKemenKopUKM, program pendampingan atau inkubasi bisnis kepada UMKM perlu diperbanyak cakupannya. KemenKopUKM telah menginisiasi program pendampingan UMKM secara berkelanjutan dengan melibatkan berbagai stakeholder mulai dari swasta, perguruan tinggi dan para profesional. Upaya ini diyakini sangat efektif dalam mendorong peningkatan rasio kewirausahaan nasional dan peningkatan kapasitas usaha dari UMKM.
“Ini (inkubasi) sangat membantu dalam penciptaan lapangan kerja dan membantu pada pertumbuhan ekonomi nasional. Jadi kita harus punya target bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan esok harus lebih maju dari sekarang,” kata Arif Rahman Hakim.
Di tempat yang sama, Government and External Scientific Affairs Director Danone Indonesia Rachmat Hidayat menambahkan bahwa Program Damping UMKM yang dijalankan bersama YPPU dan didukung oleh KemenKopUKM menjadi salah satu cara yang strategis untuk mendorong UMKM lebih berdaya saing, baik di pasar domestik maupun global.
Dia berharap program ini dapat terus bergulir dan semakin banyak merangkul UMKM, sehingga cita-cita untuk mencetak UMKM unggul dan berdaya saing global dapat diwujudkan melalui program tersebut. Dalam pendampingan UMKM, Danone Group juga berperan dalam memberikan asistensi kepada UMKM untuk mendapatkan legalitas usaha hingga kemudahan akses pasar.
“UMKM kita harus punya daya saing dan ini tidak ada kata tawar-menawar sehingga penguasaan terhadap pasar lokal adalah mutlak, tapi juga punya daya saing global untuk bisa bersaing dengan UMKM di Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina untuk memperebutkan pasar,” kata Rachmat.
Rachmat menyatakan bahwa untuk menuju Indonesia Emas di 2045, salah satu faktor penting adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Untuk itu melalui Program Damping UMKM ini menjadi solusi bagi penciptaan lapangan kerja khususnya di kalangan anak muda/ milenial.
Komentar