Meracik Kopi, Asa, dan Bahasa Bersama Kedai Difabis

Ruang hidup

Difabis bukan hanya tempat menyajikan minuman dan makanan, tetapi telah menjadi ruang hidup tempat orang-orang berinteraksi dan belajar satu sama lain. Di tempat ini sering kali diselenggarakan pelatihan bahasa isyarat. Kegiatan ini terbuka bagi siapa pun yang berminat. Tak hanya itu, Difabis juga membuka berbagai peluang kolaborasi dalam pemberdayaan rekan rekan disabilitas. 

Baru-baru ini, kolaborasi juga diselenggarakan antara Difabis dengan mahasiswa Pascasarjana Komunikasi Korporat Universitas Paramadina dalam hal peningkatan bisnis Difabis. Beberapa program yang diselenggarakan antara lain peningkatan pemasaran, keahlian soft skill barista, hingga dukungan sarana dan prasarana. Kolaborasi ini bertujuan memberi peluang Difabis untuk berkembang lebih jauh. 

Koordinator Pemberdaya Difabis, Gigin, mengatakan bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk meningkatkan upaya pemberdayaan rekan-rekan disabilitas. “Teman-teman disabilitas lebih sulit mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan teman-teman yang non-disabilitas. Dengan adanya Difabis dan berbagai bentuk kolaborasi, semoga kita dapat lebih banyak mendukung mereka,” ujarnya, Sabtu (17/6).

Menurut Gigin, semangat yang ditunjukkan oleh rekan-rekan disabilitas membuatnya yakin bahwa Difabis dapat terus berkembang dan dan menciptakan pemberdayaan yang lebih luas.

“Mereka terlihat antusias. Kebetulan lokasinya juga mudah diakses, jadi kami tidak terlalu kesulitan untuk meyakinkan teman-teman untuk turut berkarya. Kami ingin rekan-rekan disabilitas dapat menjadi bagian pengisi ‘ruang ketiga’ di Jakarta, yaitu ruang di antara rumah dan tempat bekerja,” ucapnya. 

Gigin menyambut baik bagi orang-orang yang memiliki perhatian terhadap pengembangan usaha Difabis. Menurutnya, semakin banyak orang yang peduli, maka rekan-rekan disabilitas semakin dapat diterima dan dimengerti.

“Masih banyak yang belum tahu bahwa mereka yang bekerja di Difabis ini adalah disabilitas. Ada yang salah paham kemudian marah, ada pula yang berniat jahat memanfaatkan keterbatasan rekan-rekan disabilitas,” jelas Gigin.

Gigin pun berharap Difabis dapat selalu menjadi ruang hidup yang penuh dengan kehangatan dan semangat berkarya.

“Kami berharap semakin banyak perusahaaan dan orang-orang baik yang mendukung kami untuk terus berkembang. Kami ingin rekan-rekan disabilitas lebih banyak mendapatkan kesempatan dan peluang untuk berkarya, bukan hanya di Difabis, tetapi di mana pun mereka berada,” tandasnya. 

Komentar