Pertamina Gaet Saudi Aramco Jajaki Kerjasama Proyek Energi, Tapi Bukan Kilang

Seperti diketahui, pengembangan amonia dan hidrogen bersih memiliki peran penting dalam peta jalan bersih nol emisi Indonesia tahun 2060 dan negara ini diharapkan menjadi pemain kunci dalam produksi hidrogen hijau di Asia.

Sejalan dengan itu, Anggota G20 dan perusahaan energi global telah bersama-sama berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi krisis energi global yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.

Untuk diketahui, Aramco, perusahaan minyak terbesar asal Arab ini berhasil membukukan laba senilai US$ 130 miliar pada periode Januari hingga September 2022. Pencapaian ini naik 68% secara tahunan (year on year/yoy).

Laba bersih yang melonjak sejalan dengan pendapatan Aramco yang melonjak 67% yoy menjadi US$ 419 miliar.

Pendapatan terbesar berasal dari kontrak minyak mentah sebesar 838 miliar riyal Arab Saudi dan kontrak gas alam & gas cair senilai 654 miliar riyal Saudi. Pendapatan dari kedua segmen tersebut tumbuh masing-masing 84% dan 51% yoy.

Sebelumnya, Pertamina sempat menjajaki kerja sama dengan Saudi Aramco untuk proyek pengembangan atau Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Cilacap, Jawa Tengah. Namun sayangnya, rencana kerja sama ini batal karena tidak mencapai kesepakatan di antara kedua belah pihak.

Komentar