Potensi Ekonomi Maritim Indonesia Capai Ribuan Triliun, Tapi Belum Dioptimalkan

JurnalPatroliNews – Jakarta – Letak geografis Indonesia yang strategis di jalur silang antara dua benua dan dua samudra menyimpan potensi luar biasa dalam sektor pelayaran. Namun, peluang besar ini dinilai belum dimanfaatkan secara maksimal.

Pengamat maritim dari IKAL Strategic Center (ISC), Dr. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, menyoroti nilai ekonomi besar yang bisa diperoleh dari layanan terhadap kapal-kapal yang melintas di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 1 hingga 3.

“Setiap hari, sekitar 600 kapal melintasi ALKI. Jika dihitung potensi dari layanan pelabuhan dan jasa pendukung lainnya, Indonesia bisa meraih hingga Rp3.000 triliun dalam setahun,” ungkap Capt. Hakeng, Rabu, 21 Mei 2025.

Ia menegaskan bahwa angka fantastis tersebut baru berasal dari jasa servis kapal, belum termasuk potensi ekonomi lain dari arus perdagangan global yang melintasi perairan nasional.

Hakeng menjelaskan bahwa sekitar 40 persen dari total perdagangan dunia melewati wilayah laut Indonesia. Dengan asumsi nilai perdagangan dunia mencapai Rp80.000 triliun per tahun (menggunakan nilai tukar Rp16.000 per dolar AS), maka Indonesia seharusnya mampu menarik manfaat ekonomi dalam jumlah besar.

“Bayangkan kalau hanya 2,5 persen saja dari arus perdagangan itu bisa kita monetisasi untuk kepentingan nasional, nilainya sudah mencapai sekitar Rp2.500 triliun setiap tahun. Jadi, total potensi yang bisa digarap bisa menyentuh hampir Rp7.000 triliun,” katanya.

Ia menyayangkan lemahnya perhatian terhadap potensi ini, yang menurutnya disebabkan oleh belum adanya keseriusan dalam membangun identitas Indonesia sebagai negara maritim.

“Selama ini, kita belum benar-benar menjadi bangsa maritim. Pemerintah harus memperkuat sektor perhubungan laut dan menjadikannya sebagai kementerian tersendiri,” tutup Capt. Hakeng.

Komentar