JurnalPatroliNews – Jakarta – Kabar mengenai kemungkinan penutupan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, terus menjadi perhatian publik. Jika benar terjadi, ribuan karyawan perusahaan tekstil raksasa ini terancam kehilangan pekerjaan.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan yang diterima pihaknya, sekitar 10.669 pekerja berpotensi terdampak. “Kami telah menerima laporan terkait situasi di Sritex. Saat ini, kami sedang melakukan langkah-langkah untuk memastikan hak pekerja tetap terlindungi,” ujarnya, Kamis (28/2/2025).
Meski demikian, Presiden Komisaris Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, membantah kabar adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Menurutnya, perusahaan memang tengah menghadapi tantangan, namun tidak sampai melakukan PHK besar-besaran. “Kami memang meliburkan sebagian karyawan akibat kendala bahan baku, tetapi mereka masih menerima hak-haknya,” kata Iwan.
Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berencana mengunjungi pabrik Sritex untuk memastikan kondisi sebenarnya. “Kami akan turun langsung ke lapangan untuk mengecek situasi dan memastikan pekerja mendapatkan haknya sesuai aturan yang berlaku,” tegas Immanuel.
Krisis di Sritex bukanlah hal baru. Pada Oktober 2024, perusahaan ini menghadapi masalah keuangan serius setelah pengadilan mengabulkan gugatan kebangkrutan yang diajukan oleh mitra dagangnya. Situasi ini memicu kekhawatiran di kalangan pekerja dan seruan agar pemerintah turun tangan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa pemerintah sedang menyiapkan langkah-langkah untuk menjaga keberlangsungan Sritex dan menghindari PHK massal. “Kami akan berkoordinasi dengan berbagai pihak agar industri tekstil tetap berjalan dan tidak berdampak negatif bagi tenaga kerja,” ujarnya.
Dengan situasi yang masih berkembang, pemerintah dan manajemen Sritex diharapkan bisa menemukan solusi terbaik guna menjaga stabilitas industri tekstil nasional serta kesejahteraan pekerja yang bergantung pada perusahaan ini.
Komentar