JurnalPatroliNews – Prancis – Patrice Evra, mantan pemain timnas Prancis dan Manchester United, meyakini bahwa keputusan timnas Prancis untuk tidak memasukkan Kylian Mbappe ke dalam skuad bukanlah semata karena alasan teknis, melainkan faktor politis.
Pelatih Prancis Didier Deschamps baru saja merilis daftar pemain yang akan menghadapi Israel dan Belgia dalam laga UEFA Nations League, dan Mbappe tidak termasuk di dalamnya. Keputusan ini diambil setelah Deschamps berdiskusi dengan Mbappe mengenai kondisinya yang diklaim belum sepenuhnya fit setelah cedera.
Meski Deschamps menekankan bahwa Mbappe tetap menjadi bagian penting dari tim dan perannya sebagai kapten tidak diragukan, penundaan pemanggilan ini dinilai oleh Evra sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar kebugaran pemain.
Pasalnya, akhir pekan lalu Mbappe tampil sebagai starter untuk Real Madrid dalam pertandingan melawan Villarreal di La Liga, menunjukkan bahwa dirinya sebenarnya sudah cukup fit. Evra pun mengungkapkan pendapatnya dalam podcast “S’enflamme” yang dipandu Jeremy Rothen, mengatakan bahwa keputusan tersebut mungkin terkait dengan dinamika antara timnas Prancis dan Real Madrid, klub baru Mbappe.
“Jika dia dipanggil dan cedera lagi, hubungan dengan Florentino Perez (Presiden Real Madrid) bisa terganggu,” ujar Evra. “Real Madrid bukanlah PSG. Mereka tidak bisa mengambil risiko yang sama. Ini adalah permainan politik.”
Evra juga menambahkan bahwa meskipun Mbappe dianggap sebagai bintang besar, ia belum berada di level yang sama dengan Karim Benzema.
“Dengan segala hormat, Mbappe masih belum mencapai level Benzema, bahkan tidak menyentuh pergelangan kakinya saat ini,” tegas Evra, mengacu pada prestasi besar Benzema, yang telah mengoleksi lima gelar Liga Champions, sesuatu yang belum dicapai Mbappe.
Benzema dan Mbappe sempat bermain bersama di Piala Dunia 2022, namun Benzema memutuskan pensiun dari timnas segera setelah turnamen tersebut berakhir.
Komentar