JurnalPatroliNews – Minahasa Utara – Ketua Umum Organisasi Masyarakat Adat Brigade Nusa Utara Indonesia (BNUI), Stenly Sendow, SH, melayangkan kritik keras terhadap pernyataan YSK yang dinilai subjektif dan menyerang secara pribadi. Kritik tersebut disampaikan terkait pernyataan YSK dalam kampanye pasangan calon Bupati Minahasa Utara, MJP-CK.
Dalam kampanye tersebut, YSK dilaporkan mengatakan, “Sungguh kasihan masyarakat Minahasa Utara di Kepulauan. Pemimpinnya kaya raya, listrik mati 6 jam.” Ucapan ini menuai reaksi tajam dari Stenly, yang menyebutnya sebagai bentuk politik kotor dan tidak objektif.
“Tindakan semacam itu hanya memojokkan lawan politik tanpa memikirkan kemajuan daerah. Cara politik seperti ini jelas tidak sehat,” ujar Stenly, Rabu (20/11).
Menurut Stenly, pernyataan YSK mengenai pemadaman listrik tidak berdasar. Ia menegaskan bahwa urusan listrik adalah tanggung jawab PLN, bukan pemerintah daerah semata. “Jika pihak YSK benar-benar berbicara berdasarkan fakta, ia pasti tahu bahwa persoalan listrik adalah tanggung jawab PLN. Pemerintah daerah tidak sepenuhnya memegang kendali atas hal tersebut,” tegasnya.
Stenly juga menyebutkan bahwa distribusi listrik di wilayah Minahasa Utara Kepulauan sudah berjalan dengan baik dan merata sesuai tugas dan fungsi pemerintah daerah. Pernyataan YSK dinilai sebagai asumsi tanpa dasar yang bertujuan menyerang pribadi.
Ia pun menyoroti pernyataan YSK yang menyinggung kekayaan pribadi pemimpin Minahasa Utara, termasuk Bupati JG. Menurutnya, kekayaan tersebut merupakan hasil kerja keras dan bukan berasal dari penyalahgunaan kekuasaan.
“Kekayaan Bupati JG tidak ada hubungannya dengan APBD atau gaji pemerintah. Jika kekayaan itu diperoleh secara tidak sah, tentu sudah ada masalah hukum,” kata Stenly.
Sebagai warga Minahasa Utara, Stenly menekankan pentingnya menjaga objektivitas dalam berpolitik demi kemajuan daerah. Ia berharap kampanye yang dilakukan semua pihak lebih fokus pada program dan solusi, bukan serangan pribadi.
“Kampanye seharusnya menjadi wadah untuk mengedukasi masyarakat, bukan menyebarkan isu subjektif yang hanya memecah belah,” tutupnya.
Komentar