Tjok Gede Agung Wijayakusuma Suryawan, putra dari Alm. Tjok Gede Budi Suryawan didampingi ibundanya (istri almarhum) Tjokorda Istri Putra Nikawati mengucapkan rasa terima kasihnya kepada unsur pemerintah daerah, pemerintah pusat dan krama desa adat Ubud yang sudah mendukung, mendoakan dan hadir pada karya palebonan ini. “Saya sangat berterima kasih atas bantuan, kerjasama dan kebersamaan krama yang guyub membantu karya palebonan ayah kami, saya juga meminta maaf atas kesalahan almarhum selama usia hidupnya, baik perkataan dan perbuatan yang tidak sesuai,” ungkapnya.
Bendesa Adat Ubud yang juga kerabat dari almarhum, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah mengatakan bahwa almarhum sebagai manusia biasa semasa hidupnya juga tidak luput dari kekhilafan.
“Oleh karenanya saya mengajak seluruh sameton Ubud untuk sudi kiranya melapangkan dada memberikan maaf atas segala kesalahan almarhum semasa hidupnya seraya berdoa semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” ujarnya.
Di sesi terakhir, setelah pembakaran usai, dan prosesi upacara di setra selesai, Wagub Cok Ace bersama keluarga besar Puri Mahasari dan Puri Ubud melanjutkan prosesi nganyut di pantai Lembeng, Gianyar.
Karya palebonan dengan bade tumpang sembilan dan lembu warna hitam ini tidak hanya menyita perhatian warga lokal, namun sebagian besar wisatawan mancanegara yang sedang berlibur di Ubud juga nampak antusias menunggu dan menyaksikan prosesi karya ini.
Komentar