3 Proyeksi Tambahan 5 Juta Orang Nganggur saat RI Resesi

JurnalPatroliNews – Jakarta – Diprediksi bakal ada tambahan 5 juta orang yang menganggur saat Indonesia masuk jurang resesi. Sebagaimana diketahui, belum lama ini Kementerian Keuangan merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi RI kuartal III-2020. Tadinya ekonomi kuartal III-2020 diproyeksi minus 1,1% hingga positif 0,2%, namun yang terbaru per September 2020 ini diyakini bisa minus 2,9% sampai minus 1,0%.

Kuartal sebelumnya, ekonomi RI sudah minus 5,32%. Bila capaian ekonomi RI kuartal III-2020 nanti tak jauh berbeda dari proyeksi Kemenkeu maka bisa dipastikan RI masuk jurang resesi.

Berikut 3 proyeksi seputar penambahan pengangguran saat RI resesi:

1. Total Pengangguran RI saat Resesi Capai 12 Juta Orang

Menurut Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan ada tambahan 5 juta orang yang menganggur saat Indonesia masuk jurang resesi. Saat ini saja, jumlah pengangguran RI sudah mencapai kurang lebih 7 juta orang bila ditambah 5 juta orang lagi bisa-bisa angka pengangguran RI saat resesi tembus ke 12 juta orang.

“Pertumbuhan ekonomi di minus 1,7% dan 0,6% akan meningkatkan kemiskinan dan pengangguran secara signifikan. Sekarang jumlah pengangguran kurang lebih 7 juta orang, dan akan bertambah lebih dari 5 juta,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani dalam sebuah webinar, Kamis (24/9/2020).

Apalagi, setiap tahun di Indonesia ada tambahan 2,24 juta orang yang membutuhkan lapangan kerja baru. Selain itu, berdasarkan data ketenagakerjaan saat ini ada 8,14 juta orang yang setengah penganggur dan 28,41 juta orang pekerja paruh waktu. Dengan demikian, ada 46,3 juta orang yang tidak bekerja secara penuh.

“Atau 33,59%, angka ini cukup baru, dan dari data Kemenkeu, akan ada tambahan 4 juta hingga 5 juta pengangguran akibat COVID-19,” terangnya.

2. Sektor Perdagangan dan Pengolahan Paling Banyak Sumbang Pengangguran Baru

Penambahan jumlah pengangguran itu sangat mungkin terjadi sebab saat resesi terjadi, kata Rosan, aktivitas berbagai sektor usaha bakal ikut terhambat sehingga efisiensi pasti jadi pilihan para pelaku usaha. Terutama pada sektor perdagangan dan pengolahan yang biasanya menyerap tenaga kerja terbanyak.

Saat ini saja, kedua sektor tersebut sudah mengalami penurunan kinerja yang cukup dalam. Masing-masing sudah terkontraksi sebesar 7,57% dan minus 6,19% pada kuartal II-2020 lalu.

3. Sektor Akomodasi dan Mamin Semakin Tertekan

Selain itu, ada juga sektor akomodasi dan makanan minuman serta industri transportasi yang bernasib serupa dan berpotensi menyumbang penambahan pengangguran terbesar selama resesi. Sebab, kinerja masing-masing sektor itu sudah terkontraksi sebanyak 22,02% serta industri transportasi hingga -30,84%.

“Makanan dan minuman mengalami kontraksi besar, tekanan terhadap tenaga kerja sangat besar, oleh karena itu langkah-langkah ke depan dalam penciptaan lapangan kerja menjadi penting ke depannya,” ungkapnya.

[dtk]

Komentar