IRI Indonesia Gelar FGD Bahas Pengembangan Bioekonomi Indonesia, Membangun Masa Depan Berkelanjutan dengan Kearifan Lokal

Abdon juga mengungkapkan bahwa masyarakat adat di Indonesia, khususnya di Tanah Papua, masih menghadapi tantangan besar, mulai dari pemiskinan struktural, perampasan hak atas tanah, hingga kerusakan ekosistem yang mengancam keberlanjutan hidup mereka.

Dia mengingatkan pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat adat dalam mendukung pengembangan bioekonomi yang berkelanjutan.

“Perlindungan terbaik atas tanah leluhur adalah dengan mengelola dan memanfaatkannya secara berkelanjutan untuk kesejahteraan seluruh pemilik hak adat,” ujar Abdon.

Diskusi tersebut juga membahas bagaimana akademisi dapat berperan mmenciptakan inovasi teknologi yang memiliki nilai komersial, bagaimana dunia usaha dapat mengembangkan model bisnis bioekonomi yang inklusif, serta peran masyarakat lokal dalam pengembangan rantai nilai produksi. Selain itu, media juga diharapkan aktif dalam mempromosikan produk bioekonomi Indonesia kepada konsumen global.

“KOBUMI, social eco-enterprise lokal di Indonesia Timur, dimiliki oleh 10 koperasi di Papua dan Maluku bertujuan mendukung keberlanjutan program lingkungan dan bisnis. Keuntungan bisnis diinvestasikan kembali untuk pertumbuhan dan kesuksesan berkelanjutan. Berfokus pada pengembangan bioekonomi, KOBUMI mengintegrasikan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan,” ungkap Mirajan, Business Development Manager KOBUMI/Econusa.

FGD ini diharapkan mampu merumuskan langkah-langkah konkret dalam mendukung transformasi bioekonomi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045. Melalui pendekatan berbasis keanekaragaman hayati dan kearifan lokal, Indonesia siap menghadirkan solusi global untuk menciptakan harmoni antara manusia dan alam.

Komentar