Jangan Sampai Potensi Kita Dikuasai Asing, Kemkop UKM: Perkuat Lembaga, Koperasi Didorong Merger

JurnalPatroliNews – Jakarta – Keberadaan koperasi diharapkan dapat menjadi solusi pembiayaan bagi para pelaku mikro di Indonesia.

Apalagi sekitar 99% pelaku usaha di tanah air masih didominasi usaha mikro.

Di saat lembaga pembiayaan formal seperti perbankan masih takut untuk memberikan pembiayaan ke usaha mikro, koperasi harus hadir menjadi jawaban.

“Apalagi saat ini kami juga tengah mendorong koperasi simpan pinjam (KSP) juga aktif membiayai sektor produktif, tak hanya perdagangan,” ucap Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam siaran pers yang diterima pada Sabtu (29/5).

Salah satu koperasi yang bisa menjadi contoh adalah KSP CU Pancur Kasih di Pontianak.

Teten mengapresiasi berbagai kontribusi aktif KSP CU Pancur Kasih, yang selama ini hadir bagi usaha mikro di Pontianak.

KSP CU Pancur Kasih saat ini masuk dalam 100 koperasi besar dan meraih penghargaan sebagai KCU peduli sosial terbaik. Bahkan pembiayaan serta pendampingan usaha telah dilakukan KSP CU Pancur Kasih, yang mayoritas di sektor produktif.

Pengembangan usaha oleh Pancur Kasih, selaras dengan pengembangan koperasi oleh Kemkop UKM secara nasional. KSP diminta tak hanya membiayai sektor pedagangan, tapi juga sektor produktif seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan.

)Di sektor-sektor tersebut perbankan tidak mau masuk karena dinilai terlalu berisiko.

“Lalu siapa yang bantu? Koperasi, diharapkan memperkuat ekonomi rakyat di sektor pangan produktif, dengan memberikan akses pembiayaan yang mudah dan murah,” tegasnya.

Jika itu semua dikelola dengan baik, usaha mikro mampu menjadi pemasok bahkan eksportir produk holtikultura maupun buah tropis.

Teten mencontohkan seperti Norwegia yang saat ini pendapatan negaranya banyak disokong dari budidaya ikan salmon.

“Sekarang ini seluruh dunia sedang mencari keunggulan domestiknya apa seperti di Norwegia. Bukan lagi mencari investor untuk bangun pabrik,” kata Teten.

Tak hanya membuka akses pembiayaan ke sektor produktif, KemenkopUKM juga mendorong digitalisasi koperasi.

Sebab ekonomi digital Indonesia diramal akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Potensi pada 2025 ditaksir mencapai Rp1.748 triiun (US$ 124 miliar).

“Jangan sampai potensi ini dikuasai asing. Koperasi harus hadir dan ikut ramaikan digital ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Teten juga berharap, koperasi besar siap membantu meningkatkan daya saing produk UMKM. Sebab diakuinya, produk usaha mikro masih banyak yang rendah kualitas produksinya sehingga kerap kali dipandang sebelah mata di negara lain.

Untuk itu, penting bagi koperasi untuk membangun factory sharing. UMKM yang tak banyak memiliki alat produksi modern bisa bergabung dengan koperasi besar.

“Sedang kami bangun di Jateng, factory sharing untuk usaha furnitur yang tinggi permintaannya, namun masih ada keluhan karena kayu yang diolah belum cukup baik.

Jika masuk rumah produksi ini, maka produk furnitur mikro, kayunya sudah terstandarisasi,” ujar Teten.

Ia juga mendorong penguatan lembaga, dengan koperasi melakukan spin off. Katanya, koperasi harus masuk ke skala ekonomi yang lebih besar.

Dari 130.000 koperasi nasional, yang besar hanya 100.

“Koperasi kecil diminta untuk merger seperti Koperasi Fonterra di New Zealand yang tumbuh besar karena merger. Kebersamaan antarkoperasi dibangun bukan untuk bersaing, tetapi bergabung demi kesejahteraan rakyat,” imbaunya.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menuturkan, koperasi aktif di Kalbar mencapai 2.987 unit dengan jumlah 1,23 juta anggota, dan mencapai aset Rp5,24 triliun, dengan kontribusi aset terbesar disumbang KSP CU Pancur Kasih.

Pihaknya pun mendorong tumbuhnya koperasi dan UMKM dengan memangkas perizinan yang berbeli-belit, serta jangka waktu yang lebih cepat.

“Berharap Pancur Kasih terus berkembang di sektor pertanian, serta mendukung ekonomi daerah Kalbar yang terbaik keempat secara nasional.

Mudah-mudahan Pancur Kasih anggotanya tembus 200.000 orang tahun ini,” katanya.

Ketua Pengurus KSP CU Pancur Kasih, Gabriel Marto mengatakan, per Maret 2021 jumlah anggota koperasi mencapai 175.230 orang dengan aset sebesar Rp2,7 triliun, yang tersebar di 50 kantor pelayanan dan 4 kantor kas di seluruh Kalimantan. Sekitar 87,5% anggotanya adalah petani dan buruh.

Saat ini, Pancur Kasih menempati gedung baru sebanyak tiga lantai yang dibangun dengan investasi bersumber dari 100% dana anggota.

“Gedung ini berdiri tanpa bantuan pihak manapun. Di mana selama menjadi anggota pertama kali masuk menyumbang Rp100.000,” katanya.

(*/lk)

Komentar