Jawa Barat Dominasi Pasokan, Gudang Bulog RI Kini Terisi Lebih dari 2 Juta Ton Beras

JurnalPatroliNews – Jakarta – Indonesia tengah menikmati lonjakan pasokan beras terbesar dalam lebih dari setengah abad terakhir, dengan serapan nasional telah menembus angka 2 juta ton hingga awal Mei 2025. Capaian ini dinilai sebagai tonggak penting dalam sejarah ketahanan pangan nasional, dan Jawa Barat menjadi aktor kunci di balik pencapaian luar biasa ini.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, keberhasilan ini tidak terjadi secara kebetulan, melainkan hasil dari percepatan produksi pangan yang telah digalakkan sejak awal masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

“Lonjakan serapan ini adalah terobosan historis. Bukan hanya karena skalanya, tapi karena ini mencerminkan keberhasilan kita menjaga harga di tengah panen raya dan memastikan petani tetap mendapatkan keuntungan yang layak,” ujar Amran dalam siaran pers, Senin (12/5/2025).

Ia menambahkan, berbagai strategi telah dijalankan untuk mendongkrak produktivitas, mulai dari peningkatan pasokan pupuk subsidi, modernisasi alat dan mesin pertanian, hingga penerapan teknologi di daerah-daerah penghasil utama.

Amran optimistis bahwa bila tren ini terus dijaga, Indonesia bukan saja akan mencapai swasembada, namun bisa melangkah lebih jauh menjadi eksportir beras utama di kawasan ASEAN.

Jawa Barat Unggul Jauh, Serapan Tembus 350 Ribu Ton

Jawa Barat saat ini menjadi daerah dengan kontribusi serapan beras tertinggi di Indonesia. Berdasarkan laporan Perum Bulog, wilayah ini telah berhasil menyerap 352.680 ton beras hingga awal Mei 2025—hampir dua kali lipat dibandingkan capaian tahun lalu yang hanya 177.000 ton.

Pemimpin Wilayah Bulog Jabar, Mohamad Alexander, menjelaskan bahwa angka ini telah mencapai hampir 64% dari target tahunan yang dipatok sebesar 552.099 ton. Dengan masa panen yang masih berlangsung di beberapa kabupaten, pihaknya optimistis target tersebut akan terlampaui.

“Kami menggerakkan semua lini, dari aparat Babinsa hingga Tim Jemput Gabah yang tersebar di seluruh kota dan kabupaten. Upaya ini terbukti efektif dalam menyerap hasil panen langsung dari petani dan menjaga harga tetap stabil,” ujarnya.

Secara rinci, kontribusi tertinggi datang dari Bulog Cirebon (104.537 ton), disusul Indramayu (83.353 ton) dan Karawang (71.336 ton). Wilayah lain seperti Subang, Ciamis, Bandung, Cianjur, dan Bogor juga ikut berperan dalam menopang ketersediaan stok nasional.

RI Menuju Jawara Beras ASEAN

Berdasarkan data Rice Outlook dari USDA untuk April 2025, Indonesia diprediksi akan memproduksi 34,6 juta ton beras sepanjang musim tanam 2024/2025. Angka ini menunjukkan kenaikan hampir 5% dibanding tahun sebelumnya, dan menjadikan Indonesia produsen terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Posisi Indonesia melampaui Vietnam (26,5 juta ton) dan Thailand (20,1 juta ton), serta negara-negara lain seperti Filipina, Kamboja, Laos, dan Malaysia. Lonjakan produksi ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia setelah sebelumnya sempat tergantung pada impor.

Kondisi ini bahkan membuat Thailand—selama ini andalan ekspor beras di kawasan—mengalami tekanan berat. Volume ekspor mereka dilaporkan anjlok hingga 30% pada kuartal pertama 2025, akibat persaingan yang semakin ketat dari Indonesia yang kini mulai menyaingi peran mereka di pasar internasional.

Komentar