Jeblok 4 Hari, Kurs Dolar Singapura di Level Terendah 2 Pekan

JurnalPatroliNews – Jakarta – Nilai tukar dolar Singapura kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Kamis (10/6/2021) dan menyentuh level terendah dalam 2 pekan terakhir. Selain itu, jika hingga akhir perdagangan masih tertahan di zona merah, maka dolar Australia akan membukukan pelemahan 4 hari beruntun.

Melansir data Refinitiv, dolar Singapura pagi ini melemah 0,24% ke Rp 10.733,97/SG$ di pasar spot. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 26 Mei lalu.

Rupiah sedang perkasa di pekan ini berkat data-data yang menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia. Terbaru pada hari ini, data penjualan ritel akhirnya menunjukkan pertumbuhan setelah mengalami kontraksi 16 bulan beruntun.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2021 berada di 220,4. Naik 17,3% dibandingkan bulan sebelumnya (month-month/mtm) dan 15,6% dari April 2020 (year-on-year/yoy).

Kali terakhir penjualan ritel mampu tumbuh positif secara tahunan adalah pada November 2019. Artinya, kontraksi sudah terjadi selama 16 bulan beruntun.

“Responden menyampaikan peningkatan kinerja penjualan eceran didorong meningkatnya permintaan selama Ramadan didukung berbagai program potongan harga (diskon). Peningkatan penjualan terjadi pada mayoritas kelompok komoditas yang disurvei, terutama Subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau serta Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,” sebut laporan BI.

April merupakan awal kuartal II-2021, sehingga ekspektasi Indonesia lepas dari resesi semakin kuat. Apalagi kemarin, data menunjukkan konsumen semakin percaya diri melihat perekonomian saat ini dan beberapa bulan ke depan. Ini terlihat dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

Bank Indonesia (BI) melaporkan IKK periode Mei 2021 sebesar 104,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 101,5.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Jika di atas 100, maka artinya konsumen optimistis memandang perekonomian baik saat ini hingga enam bulan mendatang.

“Keyakinan konsumen terpantau membaik pada sebagian besar kategori tingkat pengeluaran, tingkat pendidikan, dan kelompok usia responden. Secara spasial, keyakinan konsumen membaik di enam kota yang disurvei, tertinggi di kota Medan, diikuti oleh Surabaya dan Manado,” sebut keterangan tertulis BI, Rabu (9/6/2021).

Konsumen yang semakin pede, menjadi indikasi peningkatan konsumsi, yang semakin menguatkan ekspektasi Indonesia lepas dari resesi di kuartal ini.

Komentar