Kemenkop Bakal Perkuat Ekosistem Petani Tebu Jatim untuk Ketahanan Pangan Sektor Gula

Supomo optimis penyaluran dana bergulir di KPUB Rosan Kencana bisa berjalan lancar karena akan menduplikasi yang sudah dilakukan LPDB di Kabupaten Malang. “Yang dilakukan di Kebon Agung Malang yang akan kita duplikasi di sini. Ekosistem seperti itulah yang akan kita buat,” ucap Supomo.

Di Malang, LPDB mengucurkan dana bergulir sekitar Rp40 miliar sampai Rp60 miliar. “Itu untuk satu periode tanam, pembelian pupuk, hingga untuk tebang angkut. Bahkan, sekarang kita sudah MoU dengan holdingnya PG Krebet yaitu Rajawali I dan ID Food,” kata Supomo.

Namun, Supomo belum bisa memastikan apakah penyaluran dana bergulir itu melalui koperasi sekundernya (KPUB Rosan Kencana) atau melalui koperasi-koperasi primernya. “Lewat sekundernya memungkinkan, mau langsung ke primernya silakan,” kata Supomo.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum KPUB Rosan Kencana Pungkasiadi menjelaskan bahwa anggota primernya saat ini sebanyak 46 koperasi dengan total petani 70 ribu di 24 kabupaten/kota di Jatim yang memiliki perkebunan tebu.

“Kita berharap swasembada pangan nasional sektor gula ini bisa segera terwujud pada 2027 mendatang,” kata Pungkasiadi.

Terlebih lagi, kata Pungkasiadi, KPUB Rosan Kencana Jawa Timur pernah sebagai pelaksana Program Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula Nasional di Jawa Timur Tahun 2004-2008, serta menjadi wadah kelembagaan koperasi bagi para petani tebu di Jatim, yang sampai sekarang telah berjalan dengan baik.

“Dan itu sudah dirasakan banyak manfaatnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani tebu di Jatim,” ujar Pungkasiadi.

Komentar