KemenKopUKM Ungkapkan Capaian 10 Tahun Pengembangan Usaha Mikro

Yulius menuturkan, dalam mendukung optimalisasi salah satu layanan PLUT-KUMKM, di tahun 2023- 2024 telah disediakan layanan pengembangan kemasan di 31 lokasi (5 provinsi, 26 kabupaten/kota) yang dikelola oleh PLUT-KUMKM/koperasi.

“Tahun 2023 tersebar di 13 lokasi, dan tahun 2024 tersebar di 18 lokasi, ada yang dalam proses pengadaan dan pecah DIPA tahap 2 untuk 8 lokasi,” ujarnya.

Sementara itu, dalam program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) Bidang KUMKM, realisasi yang telah dilaksanakan oleh KemenKopUKM menyasar 9.360 Usaha Mikro yang dilaksanakan dengan pendekatan langsung, menyasar masyarakat miskin ekstrem maupun tidak langsung menyasar masyarakat miskin ekstrem.

“Sesuai mandat Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022, KemenKopUKM fokus pada strategi Peningkatan Pendapatan masyarakat yaitu untuk melakukan fasilitasi akses pembiayaan, akses pasar, serta pendampingan dan pelatihan bagi koperasi dan Usaha Mikro,” sebutnya.

Yulius menegaskan, atas berbagai program tersebut, KemenKopUKM juga mencatat manfaat program peningkatan kapasitas SDM usaha mikro melalui pelatihan dan pendampingan di tahun 2023. Yakni, terjadi pertumbuhan omzet bisnis sebesar 36 persen dan peningkatan kompetensi tenaga kerja sebesar 23 persen setelah mengikuti program pendampingan.

KemenKopUKM juga mencatat, sebanyak 133 pelaku usaha mikro terhubung dengan 114 mitra dan stakeholder termasuk perusahaan besar dan organisasi seperti Krishna (retail), Hamzah Batik (produk batik), Yomart (e-commerce), Evermos (platform reseller), dan lainnya.

Kemudian, pelaku usaha mikro berhasil terhubung dan mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan. Seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian, PT Bank CIMB Niaga, dan DBS.

Komentar