Kepemimpinan Perempuan Masih Terkendala Sistem Sosial dan Ekonomi yang Diskriminatif

Ketiadaan kebijakan yang mendukung perempuan dalam pekerjaan domestik dan perawatan juga menjadi sorotan. RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga yang sudah lama diusulkan hingga kini belum disahkan.

Padahal, menurut Dr. Dewi, pengesahan RUU tersebut dapat memberikan perlindungan dan insentif kepada jutaan perempuan yang bekerja di sektor ini. Di negara-negara maju, perempuan yang menjalankan pekerjaan domestik dan perawatan mendapat insentif dari negara, seperti cuti melahirkan berbayar dan tunjangan anak.

“Pemerintah perlu berinvestasi dalam kerja domestik sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi,” tegas Dr. Dewi.

Kritik terhadap Program Makan Bergizi Gratis

Dr. Dewi menyinggung program makan gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, program ini tidak etis karena seolah-olah pemberian makanan kepada anak-anak dianggap sebagai ‘sedekah’, bukan kewajiban negara.

Dia mengkritik penggunaan istilah “gratis” dalam konteks tanggung jawab negara. Selain itu, program makan siang di sekolah seharusnya tidak hanya berfokus pada pemberian makanan, tetapi juga melibatkan komunitas setempat.

“Kenapa tidak membuat pantry di sekolah, di mana ibu-ibu lokal bisa memasak makanan bergizi untuk anak-anak? Ini bukan hanya solusi gizi tetapi juga membuka lapangan kerja,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan bahwa program makan siang berbasis tender dapat membawa masalah lingkungan dan sosial, seperti penggunaan plastik berlebih dan kurangnya transparansi dalam proses pengadaan.

Penguatan Komunitas Perempuan di Berbagai Bidang

Dr. Dewi mendorong penguatan komunitas perempuan, khususnya petani dan nelayan perempuan, melalui program pelatihan dan akses sumber daya. Selain itu, investasi dalam layanan perawatan dan kebijakan fleksibel seperti cuti keluarga berbayar dan pengaturan kerja jarak jauh juga dapat membantu meringankan beban perempuan.

“Investasi dalam pekerjaan perawatan bukan hanya tentang pengakuan terhadap nilai kerja perempuan, tetapi juga merupakan strategi untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa meningkatkan emisi karbon,” tuturnya.

Komentar