Studi banding juga dilakukan ke Aptera Motors Factory terkait pemanfaatan EBT dalam produknya.
Aptera Motors adalah produsen Amerika yang mengkhususkan diri dalam pengembangan kendaraan listrik bertenaga surya/Solar Electric Vehicle (SEV) yang sangat efisien.
Berkantor pusat di Carlsbad, California, perusahaan ini didirikan oleh Steve Fambro dan Chris Anthony.
Aptera berencana untuk memproduksi hanya 371 kendaraan selama fase produksi volume rendah pada tahun 2025, meningkat menjadi 11.000 unit pada tahun 2026, dan akhirnya mencapai produksi tahunan sebesar 20 ribu kendaraan.
“Hingga saat ini, Aptera telah berhasil mengumpulkan 135 juta dolar AS dari lebih dari 17.000 investor (crowdfunding), GDP Venture (Grup Djarum) adalah salah satu investor terbesar,” katanya.
Tak hanya itu, menurut MenKopUKM, bentuk mobil Aptera dianggap futuristik karena hanya memiliki tiga roda dan memiliki panel surya yang terintegrasi di badan mobilnya.
Produk mobil Aptera mampu menempuh jarak hingga 1.000 mil/1600 km dengan sekali pengisian daya dan tambahan 40 mil/64,3 km dari pengisian daya dari panel surya selama perjalanan.
Bahkan, Aptera diproduksi dengan pencetakan 3D, AI, dan bodi komposit yang memungkinkan produksi kendaraan yang cepat, bervolume tinggi, dan hemat biaya. Di mana harga satu unit lebih kurang 30.000 dolar AS atau sekitar Rp474 juta.
Komentar