JurnalPatroliNews – Jakarta – Penasihat Presiden, Bambang Brodjonegoro, menyoroti rendahnya literasi keuangan sebagai faktor utama maraknya masyarakat Indonesia yang terjebak dalam pinjaman online ilegal, judi online, dan investasi bodong. Hal ini disampaikannya dalam acara Digital Economic Forum di Sopo Del Tower, Jakarta, Jakarta, Selasa (25/2/2025).
Bambang mengungkapkan bahwa banyak masyarakat yang masih percaya pada konsep investasi berisiko rendah dengan keuntungan tinggi, padahal konsep tersebut tidak realistis.
“Investasi itu mungkin karena kebanyakan tidak pernah belajar secara intens yang mengenai dasar dari ekonomi atau bisnis, sehingga menganggap low risk, high return itu mungkin terjadi. Padahal itu hanya ada di fatamorgana. Tapi itu dipercaya oleh banyak orang,” jelasnya.
Selain itu, ia menyoroti persepsi keliru terkait pinjaman online, di mana beberapa orang menganggap pinjaman tersebut sebagai hibah yang tidak perlu dikembalikan. Padahal, pinjaman tersebut merupakan utang yang harus dilunasi dan dapat berbunga sehingga membengkak jika tidak dibayar tepat waktu.
Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan Indonesia pada tahun 2024 mencapai 65,43%, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02%. Meskipun angka ini menunjukkan peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya, masih terdapat kesenjangan yang signifikan dalam pemahaman masyarakat mengenai produk dan layanan keuangan.
Sebagai upaya meningkatkan literasi keuangan, OJK bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025. Survei ini bertujuan untuk memetakan tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia serta mengevaluasi efektivitas program literasi yang telah berjalan. Hasil survei ini akan menjadi dasar bagi penyusunan kebijakan dan strategi peningkatan literasi keuangan di masa mendatang.
Bambang menekankan pentingnya edukasi keuangan yang masif dan merata di seluruh lapisan masyarakat untuk mencegah semakin banyaknya korban dari praktik pinjaman online ilegal, judi online, dan investasi bodong.
“Kita perlu meningkatkan literasi keuangan masyarakat agar mereka dapat membuat keputusan finansial yang bijak dan terhindar dari jeratan praktik keuangan ilegal,” pungkasnya.
Komentar