Menjawab Isu Resesi Indonesia Tahun 2023

Menurut Ariyo pada tahun 2021 pertumbuhan nilai ekspor menyumbang tingkat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 24.04%. Dari 10 negara yang menjadi pembeli terbesar produk Indonesia, 6 diantaranya mengalami trade surplus. Hanya 4 negara yang mengalami trade defisit yakni China, Singapore, Korea dan Thailand. Selain itu neraca dagang triwulan 2 tahun 2022 mengalami surplus sebesar USD 15,55 milyar meningkat dari triwulan 1 tahun 2022 sebesar 67,85%. Artinya perdagangan Indonesia dengan mitra dagang dunia yang lain masih tergolong baik.

Baik Ariyo dan Ikhsan sepakat untuk mengoptimalkan perdagangan yang ada di Kawasan Asia Tenggara. Melihat data yang ada pertumbuhan perdagangan di Indonesia dengan negara di dalam kawasan ASEAN seperti Singapura dan Vietnam mengalami pertumbuhan di Q2 dari Q1 pada tahun 2022.

Menurut Ariyo isu resesi di Indonesia tidak begitu ditakuti. Berbeda dengan krisis yang disebabkan oleh pandemi, isu resesi sudah dapat diprediksi oleh ekonom sehingga para pengambilan keputusan di tingkat negara sudah dapat mempersiapkan kebijakan yang tepat.

Ikhsan dan Ariyo setuju dengan kebijakan pemerintah sudah melakukan kebijakan yang tepat dimana memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada kuartal awal, sehingga dapat dikatakan angka daya beli masyarakat terjaga. Namun Ikhsan dan Ariyo mengingatkan untuk menjaga keadaan keuangan negara dengan menunda sejumlah proyek pembangunan yang didanai oleh negeri seperti proyek Ibu Kota Negara baru dan proyek Kereta Cepat Jakarta – Surabaya yang dirasa tidak terlalu mendesak sehingga dapat menghemat anggaran.

Komentar