Pemberitahuan Sri Mulyani, Chatib Basri, dan BI Soal Tantangan Ekspor RI

JurnalPatroliNews – Jakarta – Prospek ekspor Indonesia menemui tantangan berat akibat perlambatan ekonomi global dan penurunan stabil harga komoditas. Peringatan ini disuarakan oleh Bank Indonesia (BI), Sri Mulyani, serta Chatib Basri.

Bank Indonesia (BI) meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus bertahan kuat, terutama berkat permintaan domestik yang kuat, termasuk dampak positif dari pelaksanaan pemilu serta peningkatan investasi terutama dalam sektor pembangunan sejalan dengan proyek-proyek strategis nasional (PSN) termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Sementara itu, kinerja ekspor diprakirakan belum kuat sebagai dampak ekonomi global yang belum kuat dan harga komoditas yang menurun,” ucap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Selasa (6/2/24).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya juga menyatakan kekhawatiran terhadap risiko ekspor ini. Dia mengakui bahwa tekanan ekonomi global akan berdampak langsung pada Indonesia melalui jalur perdagangan.

Pelemahannya ekonomi China, yang dipicu oleh peningkatan utang publik dan perlambatan sektor manufaktur, mulai memberikan dampaknya pada negara-negara lain, termasuk Indonesia.

“Berbagai faktor struktural yang sifatnya jangka menengah panjang, antara lain labor aging serta krisis properti masih menjadi faktor pemberat dari perekonomian Tiongkok,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip Selasa (6/2/24).

Menteri Keuangan masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, M. Chatib Basri, juga menyuarakan keprihatinan serupa. Baginya, ketidakpastian global masih menjadi ancaman, termasuk perlambatan ekonomi China.

Perlambatan di China akan berdampak langsung pada ekonomi Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Situasi ini semakin diperparah dengan penurunan harga komoditas secara global.

“Penurunan harga komoditas dan energi tampaknya akan berpengaruh pada ekspor kita. Oleh karena itu, tekanan terhadap ekonomi tetap terjadi,” ujar Chatib dalam video di Instagram @chatibbasri yang direkamnya dari WEF di Davos, Swiss, dikutip Selasa (23/1/24).

Meski demikian, Chatib menegaskan bahwa Indonesia dan Asia Tenggara masih menjadi harapan dalam perekonomian global dengan pertumbuhan yang lebih positif.

Komentar