Program BisLaF 2024 Rampung, Antarkan UKM Transfomasikan Bisnis

JurnalPatroliNews – Mataram – Program pendampingan Bisnis Layak Funding (BisLaF) 2024 hasil kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) dan PT Wirausaha Sejahtera Indonesia (Wiseco.id) ditutup bertepatan dengan pelaksanaan kegiatan pitching day di region terakhir di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Asisten Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi UKM Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Ali Manshur pada Kegiatan Pitching Day di Mataram, Sabtu (14/9), mengatakan, program ini menjadi momentum bagi para pelaku usaha untuk bertransformasi menjadi lebih baik, memiliki fundamental bisnis yang kokoh, manajemen bisnis yang tertata, dan meningkatkan kapasitas dan kualitas bisnisnya.

Tercatat ada sebanyak 6 region telah dilaksanakan pendampingan di antaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan terakhir Nusa Tenggara Barat.

“Dari ribuan UMKM yang menjadi peserta dalam program ini, beberapa telah mendapatkan pendanaan di antaranya Inagi (PT Inovasi Anak Negeri), Ruthob Rayan (PT Rayan Barokah Utama), dan Ayam Penyet Bandung. Sementara puluhan peserta UKM lainnya sedang dalam proses pendanaan, dengan nilai miliaran rupiah,” katanya dalam acara pitching day fasilitasi pembiayaan UKM di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Ali menambahkan saat ini, pihaknya sedang terus mengupayakan peningkatan akses pembiayaan melalui kajian-kajian skema pembiayaan baru serta pendampingan kepada pelaku UKM yang diharapkan dapat mengurangi financial gap UMKM.

“Rasio kredit UMKM terhadap total kredit perbankan masih berkisar 20,95 persen atau sebesar Rp1.540 triliun nilai kredit yang diberikan kepada UMKM dengan pembagian porsi kredit kepada usaha mikro sebesar 45,36 persen, usaha kecil sebesar 31,58 persen, dan usaha menengah 23,06 persen,” ucap Ali.

Lebih lanjut Ali mengatakan, berdasarkan survei Bank Indonesia (BI) saat ini terdapat 69,5 persen UMKM masih belum menerima kredit. Dari jumlah tersebut sebanyak 43,1 persen UMKM mengaku memerlukan pembiayaan dari perbankan. Sehingga masih banyak UMKM yang masih membutuhkan pendanaan.

Kondisi tersebut, menyebabkan terjadinya financial gap UMKM di Indonesia sebesar Rp1,6 triliun karena belum mampu tersentuh dukungan pembiayaan dari perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.

Komentar