“Sebanyak 1.900 lebih pelaku UMKM telah terjaring dalam program ini dan 180 UKM di antaranya telah didampingi secara intensif. BisLaF menjadi jembatan UKM untuk meraih pendanaan dengan lebih mudah dan sesuai dengan kebutuhan mereka. UKM ini dipersiapkan untuk dipertemukan dengan funder dan juga investor swasta secara langsung melalui kegiatan pitching,” kata Ali.
Tercatat ada 10 funder telah bergabung dalam program ini untuk mendukung akses pembiayaan bagi pelaku UKM. Funder dan investor tersebut adalah BNI, BRI, BSI, Mandiri, dan LPEI, URUN RI, DanaHub, Shafiq, Bizhare, dan Alami Sharia, serta beberapa investor swasta.
Pendanaan dari funder nantinya diharapkan dapat membantu mengembangkan bisnis para UKM peserta BISLAF sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
“BisLaF ini menjadi salah satu strategi KemenKopUKM untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UKM. Saya mewakili pemerintah merasa berbangga dan berbahagia jika program ini dapat membuat sebanyak mungkin pemilik bisnis untuk tumbuh berkembang dan siap untuk lebih berdaya saing,” ujar Ali.
Ali menambahkan, pihaknya saat ini sedang melakukan berbagai kajian terkait skema pembiayaan baru untuk mendukung peningkatan akses pembiayaan bagi UKM, khususnya bagi pelaku usaha penyedia barang/jasa pemerintah dan pembiayaan rantai pasok.
Skema pembiayaan ini diharapkan dapat memperluas akses permodalan sehingga mampu mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan usaha UKM.
Selain itu, Ali juga menyampaikan apresiasi secara khusus untuk CEO wiseco.id Rizky Wihardi beserta timnya, Peneliti dan Akademisi UKM Dr. Suwandi, para funder, dan semua pihak yang telah mendukung dan terlibat program BISLAF ini.
Dalam kesempatan yang sama, Rizky Wihardi berpesan kepada para UKM peserta BISLAF, untuk fokus membangun Bisnis Layak Funding, BISLAF.
“Kami berharap ini bukan hanya untuk sukses mendapatkan funding saja, namun justru agar mempersiapkan peserta menjadi perusahaan yang layak funding,” ucapnya.
Komentar