Program Satu Harga Dilanjutkan, ESDM Ungkap: Papua Masih Ada BBM Rp 100 Ribu/Liter

JurnalPatroliNews – Papua – Pemerintah sudah melaksanakan program kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di ratusan daerah di Indonesia sejak 2017 lalu. Saat ini sudah terdapat sebanyak 423 lokasi yang menerapkan kebijakan BBM Satu Harga di seluruh Indonesia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa kebijakan BBM Satu Harga ini dilakukan agar setiap daerah di Indonesia memiliki harga seragam, seperti harga BBM Pertalite kini Rp 10.000 per liter dan Solar subsidi Rp 6.800 per liter. Namun ternyata, Arifin mengatakan bahwa di daerah Papua, harga BBM jenis Solar saat ini bahkan ada yang mencapai Rp 100 ribu per liter. Sementara di Nunukan, Kalimantan Utara masih ada yang sebesar Rp 40.000 per liter dan Pegunungan Arfak, Papua Barat sebesar Rp 30.000 per liter.

Menurutnya, harga tersebut tentunya akan membebani warga. Oleh karena itu, kebijakan BBM Satu Harga ini untuk bisa membuat harga BBM di semua daerah RI bisa terjangkau dan seragam. “Banyak daerah-daerah yang harus kita layani kebutuhan BBM-nya. Dengan harga BBM saat ini, harganya bisa Rp 10.000 untuk Pertalite dan Rp 6.800 untuk Solar yang mana di beberapa daerah seperti di Papua mencapai Rp 100 ribu per liter. Ini tentu saja sangat membebani, kita fokus daerah yang butuh BBM tersentuh dengan BBM Satu Harga,” ungkap Arifin dalam Konferensi Pers yang digelar di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/1/2023).

Dengan begitu, dia menyebutkan pemerintah terus melanjutkan program BBM Satu Harga ini. Pada 2023, ditargetkan BBM Satu Harga ditambah di 89 lokasi, sehingga nantinya total BBM Satu Harga berlaku di 512 lokasi pada 2023.

Pada 2022 terdapat tambahan 92 lokasi yang menjalankan BBM Satu Harga, sehingga kumulatif hingga 2022 mencapai 423 lokasi. “Saat ini sudah 423 lokasi, di tahun 2023 89 lokasi lagi,” ucapnya.
Seperti diketahui, Pemerintah telah melaksanakan Program BBM Satu Harga di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) di seluruh Indonesia yang dijalankan PT Pertamina (Persero) sejak 2017. Program ini ditargetkan akan terus berlanjut hingga 2024 mendatang dengan total membangun 583 penyalur BBM satu harga. Kebijakan BBM Satu Harga digaungkan agar masyarakat di daerah 3T di luar Jawa dapat menikmati harga BBM yang sama dengan di pulau Jawa sehingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud hingga memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah.

Komentar