Sebagai bentuk partisipasi inklusif, pemerintah menjadwalkan pertemuan dengan asosiasi industri pada Senin (7 April). Forum ini diharapkan menjadi ruang terbuka bagi pelaku usaha untuk menyampaikan masukan, terutama terkait dampak terhadap ekspor dan perlindungan sektor padat karya.
Tidak hanya fokus pada Amerika Serikat, pemerintah juga mulai melirik peluang pasar non-tradisional. Menurut Airlangga, terbukanya akses pasar Eropa akan menjadi peluang besar bagi ekspor nasional, mengingat kawasan tersebut merupakan mitra dagang terbesar kedua setelah Tiongkok dan AS.
“Dengan diversifikasi pasar ekspor, kita bisa memperluas opsi dan mengurangi ketergantungan pada satu pasar,” tegasnya.
Rapat koordinasi ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, antara lain Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Investasi Rosan Roeslani, Menteri Perdagangan Budi Santoso, serta Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. Hadir pula perwakilan dari berbagai kementerian dan lembaga terkait lainnya.
Komentar