Rupiah Makin Kokoh: Sentimen Global dan Stimulus Domestik Jadi Penopang

JurnalPatroliNews – Jakarta – Menjelang libur panjang perayaan Iduladha, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat menunjukkan tren penguatan. Pada penutupan perdagangan Kamis, 5 Juni 2025, mata uang Garuda ditutup di level Rp16.284 per dolar, naik tipis sebesar 10,5 poin atau setara 0,06 persen dari hari sebelumnya.

Penguatan ini disinyalir mendapat dorongan dari melemahnya posisi Dolar AS, terutama setelah rilis data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam untuk bulan Mei yang tampil mengecewakan dan jauh dari proyeksi pasar.

Menurut analis pasar keuangan, Ibrahim Assuaibi, data tersebut memberi sinyal pelemahan ekonomi AS yang berkelanjutan, sehingga memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve kemungkinan akan memangkas suku bunga lagi tahun ini.

“Pasar melihat peluang penurunan suku bunga semakin terbuka. Ini menjadi tekanan bagi Dolar dan angin segar bagi mata uang emerging markets seperti Rupiah,” terang Ibrahim.

Namun, tekanan terhadap Dolar bukan hanya dari sektor domestik AS. Arah kebijakan perdagangan Donald Trump yang kembali agresif juga menambah ketidakpastian. Trump diketahui menggandakan tarif untuk impor baja dan aluminium menjadi 50 persen dan memberikan tenggat waktu baru bagi negara-negara mitra dagang.

“Fokus pelaku pasar kini tertuju pada sejumlah indikator ekonomi AS yang akan dirilis pekan ini, serta keputusan suku bunga dari Bank Sentral India. Kontak telepon antara Trump dan Xi Jinping juga jadi perhatian,” imbuhnya.

Dari sisi domestik, pasar merespons positif paket stimulus fiskal senilai Rp24,44 triliun yang diumumkan Presiden Prabowo. Kebijakan ini meliputi bantuan sosial tambahan, potongan biaya transportasi dan tol, Bantuan Subsidi Upah (BSU), serta keringanan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

Langkah ini diyakini memberi energi tambahan bagi ekonomi Indonesia di tengah tekanan global yang belum mereda.

“Kombinasi antara stimulus dan belanja negara akan menjadi motor utama mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi nasional. Tapi saya tegaskan, ini baru langkah awal. Dibutuhkan lebih banyak dorongan lanjutan,” kata Ibrahim.

Untuk perdagangan Selasa depan, ia memperkirakan Rupiah masih akan bergerak dinamis, namun dengan kecenderungan menguat di kisaran Rp16.230 hingga Rp16.290 per dolar.

Komentar