Rupiah Melemah Rp16.412 per Dolar AS, Ekonom Sebut Investor Realokasi ke Negara Lain

JurnalPatroliNews – Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus merosot diperkirakan terjadi karena investor memindahkan investasinya ke pasar saham negara lain.

David Sumual, ekonom dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA), menyatakan bahwa investor kini cenderung mengalihkan dana mereka ke negara-negara dengan valuasi lebih menarik seperti Jepang dan lainnya.

“Sentimen negatif di pasar modal menyebabkan banyak investor saham yang merealokasi investasinya ke pasar saham negara lain yang menawarkan valuasi lebih menarik seperti China, India, dan Jepang,” ujar David kepada Kantor Berita Politik RMOL pada Sabtu (15/6).

Pernyataan David muncul setelah rupiah terjun bebas ke level Rp16.412 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (14/6).

Nilai tukar rupiah tersebut ditutup melemah 142 poin atau turun 0,87 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya.

David mengaitkan kondisi ini dengan indeks dolar AS yang cenderung menguat setelah The Fed menahan suku bunganya, dan mengumumkan bahwa akan ada pemangkasan suku bunga hanya sekali tahun ini.

Jerome Powell, Ketua The Fed, menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan inflasi AS yang meskipun sedikit mereda, masih terus berlanjut.

“Kebijakan kami dapat terus berlanjut selama inflasi masih berlangsung. Kami memiliki pasar tenaga kerja yang kuat. Kami merasa telah membuat kemajuan dalam hal stabilitas harga. Kami sempat bertanya apakah kebijakan kami sudah tepat? Dan menurut kami, ya, ini sudah tepat,” katanya beberapa waktu lalu.

Keputusan ini membuat bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5,25-5,50 persen pada Rabu (12/6) setelah pertemuan selama dua hari, yang mengakibatkan dolar AS terus menguat terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah Indonesia.

Di sisi lain, David memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.000-Rp16.500 per dolar AS dalam jangka pendek ini.

Komentar