Sebentar Lagi Berdiri Pabrik Telur Ayam Palsu di Singapura, Bisa Jadi Ancaman Serius Bagi Peternak Ayam Petelur Indonesia

Jurnalpatrolinews – Jakarta : Adalam Eat Just Inc yang berniat membangun pabrik telur ayam imitasi di Singapura. Dengan nilai investasi mencapai US$100 juta, atau sekitar Rp1,47 triliun. Ternyata modalnya berasal dari dana saweran sebuah konsorsium yang dipimpin Proterra Investment Partners Asia Pte.

Informasinya, konsorsium ini bakal menyuntikkan tambahan modal US$20 juta, atau setara Rp294 miliar, guna mendukung rencana ekpansi produksi di Asia. Proterra Asia, sebuah perusahaan private-equity yang dipisahkan dari raksasa Cardill Inc, menyatakan pendanaan tersebut akan membantu perusahaan membentu rantasi pasokan yang terintegrasi penuh.

Investasi di perusahaan protein alternatif ini, sengaja dipercepat karena perusahaan berkejaran dengan waktu untuk menemukan pengganti produksi daging tradisional. Faktor lainnya adalah tren konsumen yang semakin berhati-hati dengan isu nutrisi dan lingkungan.

Lebih jauh, perusahaan juga memperhitungkan kondisi kelaparan yangs semakin bertambah seiring dampak pandemi yang mengubah rantai pasokan makanan, melumpuhkan ekonomi, dan mengikis daya beli konsumen.

Saat selesai dibangun, pabrik pertama di Asia Tenggara ini, bakal menghasilkan ribuan metrik ton protein, menurut pernyataan perusahaan dikutip dari Bloomberg.com, Rabu (21/10/2020). “Fasilitas masa depan mungkin akan dibangun di Asia karena permintaan protein terlihat meningkat tajam,” kata perusahaan dalam pernyataan tertulisnya.

Di luar kemitraan ini, Eat Just dan Proterra Asia juga mendiskusikan perluasan aliansi bisnis ke produksi komersial daging hasil budidaya yang dibuat dari sel, alih-alih hewan yang dibesarkan dan disembelih.

Oh iya, ihwal pabrik telur ayam imitasi di Singapura, harus disikapi serius. Jangan sampai pasar Indonesia dikuasai telur imitasi itu. Karena, peternak ayam petelur yang kena dampaknya. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), produksi telur ayam ras diprediksi mencapai 1,58 juta ton, sementara konsumsi 1,52 juta ton. Artinya terjadi surplus 55 ribu ton. Sebagai informasi, konsumsi telur ayam ras sepanjang 1987-2017, rata-rata naik 3,57% per tahun. Pada 1987, konsumsi telur ayam ras hanya 2,55 kg/kapita/tahun, kemudian meningkat menjadi 6,53 kg/kapita/tahun pada 2017.

Populasi ayam ras selama periode 2013-2017 diprediksi rata-rata naik 3,28%/tahun dan dalam lima tahun ke depan, diprediksi naik rata-rata 5,54%. Sementara, produksi telur ayam ras dalam lima tahun (2018-2021), diprediksi naik rata-rata 4,87% per tahun, sedangkan konsumsi rata-rata naik 4,18% per tahun.  (bizlaw)

Komentar