Sri Mulyani: Subsidi BBM dan Energi Turun 16% Hingga April 2024

JurnalPatroliNews – Jakarta – Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, melaporkan bahwa realisasi penyaluran subsidi sepanjang Januari-April 2024 mengalami penurunan sebesar 16,4%, menjadi Rp 51,8 triliun dari Rp 62 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya subsidi energi, terutama Bahan Bakar Minyak (BBM). Dari total realisasi subsidi sebesar Rp 51,8 triliun, sebesar Rp 42,4 triliun dialokasikan untuk subsidi energi, sedangkan Rp 9,4 triliun lainnya untuk subsidi non energi.

“Subsidi mengalami penurunan dari Rp 62 triliun menjadi Rp 51,8 triliun. Penurunan ini cukup signifikan, dan kita akan terus memantau perkembangannya,” ungkap Sri Mulyani saat konferensi pers APBNKita di Jakarta, Senin (27/5/2024).

Rincian lebih lanjut menunjukkan bahwa penyaluran BBM bersubsidi dalam periode Januari-April 2024 turun 2,6% menjadi 4,3 juta kilo liter (kl) dari 4,4 juta kl pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun, penyaluran LPG 3 kg sedikit meningkat sebesar 0,8% menjadi 2 juta metrik ton (MT) dari 1,99 juta MT. Subsidi listrik juga meningkat sebesar 3%, menjangkau 40,3 juta pelanggan dibandingkan 39,2 juta pelanggan pada periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, subsidi non energi menunjukkan peningkatan. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) melonjak 68,7% menjadi Rp 90,5 triliun dari Rp 53,6 triliun pada Januari-April 2023. Jumlah debitur KUR juga meningkat 65,7% menjadi 1,6 juta orang dari 900 ribu orang pada periode yang sama tahun sebelumnya.

“Peningkatan KUR signifikan karena tahun lalu terjadi perlambatan akibat perubahan kebijakan. Sekarang sudah normal kembali, sehingga penyaluran KUR mencapai Rp 90,5 triliun dari Rp 53,6 triliun, dengan jumlah debitur naik dari 900 ribu menjadi 1,6 juta,” jelasnya.

Sri Mulyani menambahkan, “Ini menunjukkan bahwa operasi APBN memberikan manfaat luas, mencakup penyaluran KUR, LPG, listrik, dan BBM.”

Komentar