JurnalPatroliNews – Jakarta – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkapkan potensi besar dari tanaman herbal kratom yang dapat memberikan keuntungan mencapai Rp90 juta per kilogram. Dalam pernyataannya, Teten menekankan pentingnya hilirisasi produk kratom untuk meningkatkan nilai tambah.
“Kratom telah diakui sebagai herbal dalam rapat kabinet dan memiliki potensi tidak hanya di sektor makanan dan minuman, tetapi juga di bidang farmasi dan kesehatan. Sayang sekali jika hanya dijual dalam bentuk bahan mentah. Ekstrak kratom saat ini dihargai sekitar US$6.000 per kilogram,” jelas Teten di Kantor KemenkopUKM.
Menurutnya, teknologi untuk pengolahan kratom menjadi ekstrak relatif terjangkau dan mudah diakses. Ia mengusulkan kerja sama dalam membangun fasilitas produksi, dengan investasi sekitar Rp10 miliar untuk satu pabrik pengolahan.
“Potensinya sangat besar, terutama untuk pasar Eropa dan Amerika. Kami ingin mengembangkan produk UMKM kita dengan mengolah sumber daya alam dan komoditas lokal menjadi bahan setengah jadi,” tambahnya.
Teten menegaskan bahwa kratom aman dan tidak tergolong narkotika. Ia merujuk pada insiden larangan peredaran kratom di AS yang disebabkan oleh bakteri E. Coli, bukan karena sifatnya sebagai narkotika.
Optimisme Teten didukung oleh data Kementerian Perdagangan yang menunjukkan pertumbuhan permintaan kratom global, dengan ekspor meningkat 15,92% per tahun sejak 2019. Amerika Serikat menjadi salah satu tujuan utama, menyerap 66,30% dari total ekspor kratom Indonesia pada Januari-Mei 2023.
CEO Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) Yohanis Walean menyebut kratom sebagai “Emas Hijau,” dengan potensi lebih besar daripada sawit. Penanaman kratom juga dinilai mudah, terutama di daerah yang dekat dengan sumber air.
“Kratom dapat tumbuh dengan baik bahkan di area yang terendam banjir,” tutup Yohanis.
Komentar