Tiga Krisis Mengintai Indonesia Akibat Konflik Iran-Israel, Pemerintah Diminta Tak Berdiam Diri

JurnalPatroliNews – Jakarta – Konflik terbuka antara Iran dan Israel dinilai membawa potensi ancaman serius bagi Indonesia. Ekonom dan pakar kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, memperingatkan bahwa Indonesia harus bersiap menghadapi tiga jenis krisis sekaligus: fiskal, moneter, dan sosial.

Menurutnya, ketegangan geopolitik tersebut tak bisa dianggap sebagai konflik jauh yang tak berdampak. Justru, efek domino dari perang bisa menyentuh langsung fondasi ekonomi dan stabilitas sosial nasional.

“Peningkatan tajam harga energi global akan menambah beban anggaran negara. Subsidi untuk BBM, listrik, dan LPG berpotensi melonjak drastis,” ujarnya, Minggu, 22 Juni 2025.

Ia menekankan, tanpa adanya strategi peningkatan penerimaan negara yang memadai, tekanan terhadap APBN bisa memperbesar defisit fiskal.

Selain itu, Achmad menggarisbawahi risiko kenaikan inflasi akibat membengkaknya harga impor energi dan bahan pangan. Tekanan ini berpotensi memperlemah rupiah, serta memaksa Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan yang bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kondisi tersebut tentu akan memberatkan pelaku usaha dan menekan konsumsi masyarakat,” jelasnya.

Dampak paling nyata yang dikhawatirkan adalah gejolak sosial akibat lonjakan harga kebutuhan pokok. Kelas menengah ke bawah, yang daya belinya masih rentan, kemungkinan besar menjadi kelompok paling terdampak dari situasi ini.

“Pemerintah tak boleh hanya menjadi penonton. Indonesia perlu segera menyusun langkah-langkah diplomatik dan kebijakan ekonomi yang bersifat preventif,” tegasnya.

Achmad juga menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan pada energi impor dengan mempercepat transisi ke energi alternatif yang lebih berkelanjutan. Namun, ia menyebut langkah domestik saja tidak cukup.

“Indonesia juga harus aktif bersuara di kancah internasional. Dorongan untuk menghentikan eskalasi perang perlu datang dari negara-negara seperti kita,” tutup Achmad Nur Hidayat.

Komentar