JurnalPatroliNews – Jakarta – Profesi dokter yang selama ini identik dengan kecerdasan, pengabdian, dan pendapatan tinggi, kini menghadapi ancaman serius dari teknologi kecerdasan buatan (AI). Microsoft baru-baru ini mengungkap bahwa sistem AI terbarunya mampu melakukan diagnosis medis jauh lebih akurat dibanding dokter manusia dan dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Dalam uji coba internal, Microsoft mengandalkan sistem bernama MAI Diagnostic Orchestrator (MAI-DxO) untuk menguji keandalannya menganalisis ratusan studi kasus medis dari New England Journal of Medicine. Model ini dirancang untuk meniru langkah-langkah diagnosis seorang dokter profesional mulai dari membaca keluhan pasien, memilih tes penunjang, hingga merumuskan diagnosis akhir.
Hasilnya mengejutkan: akurasi MAI-DxO tercatat mencapai 80%, sementara tim dokter manusia dalam eksperimen yang sama hanya mencetak akurasi sebesar 20%.
Tak hanya lebih cermat, sistem AI ini juga bekerja secara lebih hemat. MAI-DxO mampu memangkas biaya hingga 20% berkat pemilihan tes yang lebih efisien dan tepat sasaran, menurut Microsoft.
Yang menarik, Microsoft tak hanya menggunakan satu model AI, tapi menggabungkan berbagai sistem dari raksasa teknologi global termasuk GPT (OpenAI), Claude (Anthropic), Gemini (Google), LLaMA (Meta), dan Grok (xAI) dalam satu ekosistem yang bekerja seperti tim dokter spesialis multidisiplin.
Pendekatan kolaboratif seperti ini mirip gaya debat tim medis menjadi kunci untuk membawa pelayanan kesehatan ke tingkat yang jauh lebih pintar, jelas Mustafa Suleyman, CEO AI Microsoft, sebagaimana dikutip dari Wired pada Selasa (1/7/2025).
Microsoft bahkan menyebut ini baru permulaan. Perusahaan berencana mengintegrasikan kemampuan AI medis ini ke dalam Bing, agar masyarakat umum dapat mengakses fitur diagnosis mandiri berbasis AI. Di sisi lain, perusahaan juga tengah mengembangkan alat bantu otomatisasi bagi kalangan profesional medis.
Meski belum dipasarkan secara luas, MAI-DxO akan segera diuji dalam praktik nyata guna menilai apakah sistem ini mampu menyamai atau bahkan melampaui kinerja klinis seorang dokter.
Terobosan ini menambah panjang daftar bukti bahwa AI semakin andal di dunia kedokteran. Dalam beberapa tahun terakhir, riset dari Microsoft dan Google menunjukkan bahwa model bahasa besar (LLM) yang diberi akses ke data medis mampu memberikan diagnosis yang sangat akurat membuka era baru dalam layanan kesehatan digital.
Komentar