JurnalPatroliNews – Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi ketersediaan gas bumi untuk kebutuhan nasional akan mencukupi untuk waktu 10 hingga 20 tahun ke depan. Bahkan Indonesia masih akan bisa melakukan ekspor gas ke luar negeri.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mendorong agar pemanfaatan gas bumi di dalam negeri dapat lebih diperbesar. Mengingat selama ini Indonesia masih bergantung pada impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang semakin besar. “Untuk itu, di masa transisi, Indonesia sebaiknya akan kami sampaikan bahwa gas menjadi energi itu adalah hal yang tepat dan juga sekaligus menjadi bahan baku bagi petrokimia nah untuk itu program-program untuk jargas perlu ditingkatkan,” kata dia Kepada rekan media dalam Energy Corner, dikutip Senin (26/12/2022).
Saat ini pemerintah juga tengah menggenjot proyek pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Selain itu, pemerintah juga akan memperluas pemanfaatan gas untuk kebutuhan industri. “Ini juga perlu kita alokasikan manfaatkan untuk industri untuk pertumbuhan Indonesia yang kita sadari saat ini tampak menggeliat di berbagai sektor industri dan akan sangat membantu bagi tanah air,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM bakal menggenjot penyerapan gas bumi di dalam negeri. Hal tersebut menyusul adanya target produksi yang dipatok sebesar 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.
Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Mustafid Gunawan mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk menciptakan permintaan (create demand) gas, baik untuk pasar ekspor maupun domestik.
Ini dilakukan agar gas yang bakal diproduksikan pada 2030 mendatang dapat terserap sepenuhnya. “Memang sudah ada yang existing, proyektif, potential demand. Kemudian, kita juga perlu create demand supaya kalau kita sudah mencapai 12 BSCFD bisa terserap, baik domestik maupun ekspor, itu sedang pararel kita upayakan,” kata Mustafid ditemui di Jakarta, Rabu (26/10/2022).
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan, industri siap untuk menyerap berapapun gas yang diproduksikan.
Pasalnya, gas bumi mempuyai peran yang cukup signifikan dalam menggenjot produksi industri dalam negeri. “Pasti diserap berapapun, sampai sejauh September berapapun pemerintah kasih gas, kami serap. Buktinya Jawa Timur meski harga lebih mahal dari US$ 6 per MMBTU mau gak mau dibeli karena sudah komit semua, efek snowball, karena apa yang penting mesin bisa digenjot, industri itu gitu,” kata dia.
Komentar