JurnalPatroliNews – Bali – Potensi ekonomi biru di negara-negara berkembang menjadi sorotan utama dalam High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024 yang berlangsung di Bali pada 1-3 September 2024.
Ekonomi biru, yang melibatkan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, dianggap sebagai salah satu kunci untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan menjaga keseimbangan lingkungan.
Presiden Joko Widodo pernah menegaskan bahwa Indonesia, bersama dengan negara-negara di kawasan Pasifik, memiliki potensi besar dalam ekonomi biru. Berdasarkan data dari Bank Dunia, sektor ini berpotensi menyumbang hingga 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia jika dikelola dengan baik dan berkolaborasi secara optimal.
“Saya yakin melalui kolaborasi yang kuat kita bisa menjaga stabilitas dan mencapai kemakmuran di kawasan Pasifik,” kata Jokowi saat membuka Sidang Kedua Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership beberapa waktu lalu, dikutip Jumat, (30/8/2024).
Ekonomi biru sendiri merupakan konsep yang mengacu pada pendekatan inovatif dalam pemanfaatan sumber daya laut dan perairan dengan prinsip keberlanjutan. Sektor ini mencakup berbagai kegiatan seperti perikanan, energi terbarukan, pariwisata, pengelolaan limbah, serta mitigasi perubahan iklim.
Bappenas/Kementerian PPN mencatat bahwa sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia memiliki potensi ekonomi biru yang sangat besar. Dalam peta jalan ekonomi biru, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kontribusi sektor maritim terhadap PDB nasional dari 7,9 persen pada 2022 menjadi 15 persen pada 2045.
Komentar