JurnalPatroliNews – Jakarta – Pada November 2024, fasilitas pengolahan dan pemurnian logam mulia (smelter) raksasa yang terletak di Gresik, Jawa Timur, akan memulai produksi emas dalam jumlah besar. Diperkirakan, produksi emas dari pabrik ini bisa mencapai 50 hingga 60 ton setiap tahunnya.
Emas ini dihasilkan dari Precious Metal Refinery (PMR), yang merupakan bagian dari smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik.
Sebagai informasi, smelter tembaga tunggal terbesar di dunia ini telah mulai memproduksi katoda tembaga pada akhir September 2024, tepatnya pada Senin, 23 September 2024. Meski demikian, produksi emas perdana dari fasilitas ini diperkirakan baru akan dimulai pada bulan depan.
“Selain tembaga, kami akan memproduksi emas. Estimasi produksi emas antara 50 hingga 60 ton akan dimulai akhir bulan ini atau bulan depan,” ujar Tony Wenas, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Senin (14/10/2024).
Tony menjelaskan bahwa sebagian dari emas yang diproduksi oleh PT Freeport Indonesia akan dibeli oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Menurutnya, Antam diperkirakan akan menyerap sekitar 20 ton emas.
“Sudah ada pembicaraan dengan Antam terkait pembelian emas. Mereka akan membeli, tapi hanya sebagian. Kira-kira sekitar 20 ton, dan sudah ada Nota Kesepahaman (MoU). Sisanya akan didistribusikan ke tempat lain,” jelas Tony.
Selain itu, Tony juga menambahkan bahwa saat ini smelter tembaga kedua milik PT Freeport Indonesia sudah mulai beroperasi dan akan terus meningkatkan kapasitas produksinya secara bertahap. Produksi penuh katoda tembaga ditargetkan bisa tercapai pada Januari 2025.
“Kami telah memulai produksi dan secara bertahap akan meningkatkan kapasitas hingga Desember 2024. Sehingga pada awal Januari 2025, kami berharap sudah bisa beroperasi dengan kapasitas penuh,” kata Tony.
Pada Senin, 23 September 2024, smelter tembaga kedua PT Freeport Indonesia di JIIPE Gresik telah resmi memulai produksi katoda tembaga. Acara ini turut disaksikan oleh Presiden Joko Widodo.
Smelter ini diklaim sebagai smelter tembaga tunggal terbesar di dunia, dengan kemampuan memproses 1,7 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun, menghasilkan katoda tembaga sebanyak 600.000 hingga 700.000 ton per tahun.
Bersama dengan smelter pertama yang dioperasikan oleh PT Smelting, kedua fasilitas ini mampu memproses total 3 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun. Dari pengolahan ini, dihasilkan 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak setiap tahunnya.
Total investasi untuk proyek yang menempati lahan seluas 104 hektar ini mencapai US$ 3,7 miliar atau sekitar Rp 58 triliun.
Sekitar 100.000 ton katoda tembaga dari smelter PT Freeport Indonesia ini akan diserap oleh PT Hailiang Group, perusahaan pembuat copper foil yang juga akan membangun pabrik di kawasan JIIPE, Gresik.
Komentar