JurnalPatroliNews – Jakarta,- Aksi penembakan menciderai perayaan Idul Fitri di Philadelphia, Amerika Serikat. Peristiwa terjadi saat lebih dari 1.000 umat Muslim berkumpul di area luar Masjid Philadelphia usai menunaikan Shalat Ied.
Berdasarkan keterangan jurubicara Departemen Kepolisian Philadelphia, sontak penduduk setempat langsung mencari perlindungan dan keselamatan. Sedikitnya tiga orang tertembak, lima orang ditahan, dan empat senjata ditemukan.
Dikutip USAToday, tembakan dilepaskan di sisi barat kota dekat Masjid Philadelphia pada Rabu 10 April 2024, sekitar pukul 14.30 waktu setempat, dikutip Kamis (11/3/24).
Kevin J. Bethel, Kepala Kepolisian Philadelphia, mengungkapkan, penembakan itu sebagai pertarungan antara ‘dua faksi’ di acara tersebut.
“Ketika kita melihat orang-orang saling menyerang satu sama lain, sering kali mereka tidak peduli di mana mereka bertemu satu sama lain,” ungkapnya.
Ia memastikan, polisi akan menyelidiki apa yang menyebabkan kelompok tersebut mengeluarkan senjata, dan menembak satu sama lain di tengah perayaan Suci Umat Islam tersebut.
Bethel membeberkan, Unit Polisi yang ditugaskan untuk mengawal perayaan itu, mengatakan, acara berjalan dengan baik sebelum penembakan terjadi. Setidaknya, ada 30 tembakan yang terdengar.
“Petugas menemukan dua faksi baku tembak,” ujar Bethel.
Ia menambahkan, Empat pria dan seorang wanita terlihat menembak. Seorang petugas berhasul menembaki salah satu penembak, yakni seorang anak laki-laki berusia 15 tahun. Tembakan itu mengenai bahu dan kakinya.
Sementara, Imam Quaiser D. Abdullah, Kepala Ikatan Muslim yang baru-baru ini ditunjuk di Philadelphia, menyatakan, insiden yang merusak perayaan Idul Fitri tersebut sangat menyedihkan.
Ia menyebut, Walikota Philadelphia Cherelle Parker telah menghubunginya dan mengumpulkan Imam-imam lainnya.
“Saya pikir kita akan menemukan cara untuk bergerak maju,” tutur Abdullah.
“Untuk meredakan ketegangan di komunitas kita,” pungkasnya.
Komentar