Di Balik Ketegangan Iran-Israel: Begini Cara Iran Biayai Mesin Militernya

JurnalPatroliNews – Jakarta – Ketegangan terbaru antara Iran dan Israel sejak Kamis (12/6/2025) kembali mengundang perhatian dunia terhadap bagaimana dua negara itu membiayai operasional militernya. Jika Israel diketahui mendapat dukungan finansial besar dari sekutunya, terutama Amerika Serikat, maka Iran memiliki cara tersendiri yang tak kalah menarik.

Sebuah laporan mendalam dari Reuters pada 2013 pernah membongkar bagaimana Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, berhasil membangun imperium ekonomi senilai hampir US$95 miliar atau setara Rp1.530 triliun. Jantung dari kekayaan itu bersumber dari sebuah entitas bernama Setad, sebuah organisasi multifungsi yang beroperasi dengan tingkat kerahasiaan tinggi dan memiliki pengaruh besar di hampir semua sektor ekonomi Iran.

Setad, atau secara resmi dikenal sebagai Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam, dibentuk berdasarkan mandat terakhir pendiri Republik Islam Iran, Ayatollah Khomeini, yang menginstruksikan agar properti yang tak bertuan dikelola untuk membantu fakir miskin dan veteran perang. Pada awal pendiriannya di akhir 1980-an, Setad benar-benar menjalankan fungsi sosial tersebut.

Namun, seiring waktu, lembaga ini berkembang jauh lebih besar dari sekadar yayasan sosial. Di bawah kepemimpinan Khamenei, Setad menjelma menjadi raksasa ekonomi dengan portofolio bisnis yang merambah berbagai sektor dari properti, perbankan, energi, hingga farmasi dan peternakan unggas eksotis seperti burung unta.

Reuters melaporkan bahwa dalam kurun enam tahun saja, Setad telah memiliki saham dan investasi besar di hampir seluruh sektor industri Iran. Bahkan, disebutkan bahwa organisasi ini turut memproduksi alat kontrasepsi dan mengelola jaringan telekomunikasi nasional.

Menariknya, meski memiliki aset triliunan, Setad tidak tunduk pada pengawasan publik atau lembaga akuntabilitas negara. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai transparansi dan penggunaan keuntungannya.

“Tidak ada lembaga negara yang bisa memeriksa aktivitas bisnis Setad,” ungkap Naghi Mahmoudi, seorang pengacara asal Iran yang kini tinggal di pengasingan, dalam wawancara dengan Reuters.

Tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa Khamenei menggunakan Setad untuk kepentingan pribadi. Namun laporan menyebut bahwa keberadaan Setad secara efektif memperkuat posisi Khamenei sebagai pemimpin tertinggi dengan kontrol ekonomi yang signifikan.

Saat laporan itu dirilis, nilai total aset Setad diperkirakan melampaui 40% dari ekspor minyak Iran tahun 2013—menjadikannya sebagai salah satu mesin keuangan terbesar negara. Bahkan, pemerintah Amerika Serikat pernah menuding Khamenei memiliki kekayaan pribadi hingga US$200 miliar (sekitar Rp3.000 triliun), meskipun klaim tersebut dibantah oleh pihak Iran.

Pemerintah Iran menegaskan bahwa Setad tetap berfokus pada agenda sosial, bukan komersial. Sebagai contoh, pada 2014 media lokal sempat memberitakan bahwa sekitar 90% dari keuntungan Setad dialokasikan untuk program kesejahteraan rakyat.

Meski begitu, keberadaan Setad tetap menjadi misteri besar dan elemen penting dalam membiayai keberlangsungan negara Iran, termasuk dalam menghadapi konflik geopolitik seperti yang terjadi saat ini dengan Israel.

Komentar