JurnalPatroliNews – Jakarta – Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa terdapat lima ancaman besar yang dapat menghambat upaya Indonesia untuk menjadi negara maju pada tahun 2025. Ketua Umum ISEI sekaligus Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menguraikan tantangan tersebut saat membuka Kongres ISEI XXII di Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (19/9/2024).
“Banyak tantangan yang harus kita hadapi untuk mewujudkan Indonesia Maju,” kata Perry dalam sambutannya. “Kami terus membahas berbagai tantangan ini dan melihat ada 5 tantangan strategis ke depan,” lanjutnya.
Perry menjelaskan, tantangan pertama adalah perubahan siklus ekonomi dan keuangan yang semakin cepat, yang berpotensi membuat perekonomian negara menjadi lebih rentan. “Inilah mengapa kebijakan publik dan stabilitas makroekonomi perlu dijaga,” jelas Perry.
Tantangan kedua yang dihadapi adalah pergeseran pola sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang kini beralih dari Amerika Serikat ke China, dan kemudian ke India. Perry menekankan pentingnya hilirisasi industri dan reformasi struktural untuk menanggapi perubahan permintaan global ini.
Tantangan ketiga berkaitan dengan perubahan demografi. Di negara maju, populasi cenderung menua, sementara negara berkembang, termasuk Indonesia, tengah didominasi oleh kelompok usia produktif. “Inilah salah satu alasan mengapa digitalisasi perlu kita dorong untuk generasi masa depan,” ujarnya.
Selanjutnya, tantangan keempat yang diidentifikasi oleh ISEI adalah perkembangan digitalisasi yang sangat pesat. Tantangan kelima adalah inklusi dan ekonomi hijau, yang menurut Perry, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menjadi beban berat bagi perekonomian Indonesia.
“Karena itu, Pak Presiden dan hadirin sekalian, ISEI ada di sini untuk memberikan masukan kebijakan dalam menghadapi berbagai dinamika tantangan dari waktu ke waktu,” kata Perry mengakhiri.
Komentar