Disambut WHO , ‘Obat Dewa’, Dexamethason, Kini Jadi ‘Obat Corona’

JurnalPatroliNews – Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut hasil uji klinis awal yang menemukan dexamethason dapat mengurangi kematian pasien Corona COVID-19 yang kritis. Disebutkan bahwa dexamethasone mengurangi sepertiga kematian pasien yang menggunakan ventilator, dan seperlima kematian pasien dengan bantuan oksigen.

“Ini adalah obat pertama yang menunjukkan pengurangan angka kematian pada pasien COVID-19 yang memerlukan bantuan oksigen atau ventilator,” kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip dari laman resmi WHO, Rabu (17/6/2020).

Influencer kesehatan sekaligus spesialis jantung dari dr Vito A Damay, SpJP(K), Mkes, FIHA, FICA, FAsCC, dari Siloam Hospital Lippo Village menjelaskan dexamethasone merupakan obat yang mudah ditemui di pasaran dan sudah digunakan secara luas.

Dexamethason bekerja sebagai antiradang, meredakan berbagai macam keluhan pasien mulai dari gatal, nyeri, kulit kemerahan, hingga batuk dan pilek dengan cepat. Oleh sebab itu para tenaga medis memberi dexamethason julukan ‘obat dewa’.

“Jaman dulu kala dexamethasone sering kali disebut obat dewa karena batuk pilek cepat hilang gejalanya dengan itu… Secara umum memang ini salah satu obat ‘klasik’ yang dapat dikatakan mungkin semua dokter yang berpraktik pernah meresepkan setidaknya sekali dalam karirnya” kata dr Vito, Rabu (17/6/2020).

“Kenapa sering dipakai? Umumnya pasien ke dokter itu karena ada keluhan gatal, nyeri, kemerahan… itu adalah reaksi normal dari peradangan. Jadi entah karena infeksi, alergi, atau sebab lain reaksi itu dalam kadar tertentu akan muncul. Bayangkan, pasien tentu ingin keluhan cepat hilang. Nah dexamethason ini menurunkan reaksi tubuh kita terhadap reaksi radang,” papar dr Vito.

Namun demikian dr Vito mengingatkan bahwa dexamethason bukan obat yang bisa sembarangan dibeli dan dikonsumsi. Efek samping dexamethason diketahui bisa menyebabkan masalah dispepsia atau sering disebut awam gangguan maag.

“Jangan dipikir obat ini bisa sembarangan dikonsumsi,” tegasnya.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menjelaskan dexamethason termasuk golongan obat keras. Efek sampingnya bisa mulai dari tekanan darah naik, gula darah naik, daya tahan tubuh menurun, hingga tulang keropos bila dipakai dalam jangka panjang.

“Yang jelas mesti resep dokter, dokter pun mesti hati-hati memberikan,” pungkas dr Ari.

Ditegaskan juga oleh dr Ari, obat ini tidak mencegah maupun membunuh virus Corona. Dalam riset yang belakangan banyak dibicarakan, obat ini berfungsi meredakan reaksi radang akibat infeksi virus Corona.

(/lk/)

Komentar