Eksodus Investasi Para Taipan Dinilai Jadi Biang Derasnya Modal Asing Keluar dari RI

JurnalPatroliNews – Fenomena keluarnya modal dalam jumlah besar dari Indonesia belakangan ini dikaitkan dengan aksi sejumlah konglomerat nasional yang memilih menarik investasinya dari dalam negeri.

Laporan yang dirilis Bloomberg mengungkap bahwa langkah para taipan ini turut memperparah tekanan terhadap nilai tukar Rupiah serta memicu pelemahan di pasar saham, di tengah situasi ekonomi global yang belum stabil.

Mukhaer Pakkanna, Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah, menyayangkan sikap para pebisnis besar yang dianggap telah menikmati banyak keuntungan di Indonesia, namun justru mundur ketika situasi dalam negeri mengalami ketidakpastian.

“Sedih rasanya melihat kenyataan ini. Orang-orang kaya yang mengumpulkan pundi-pundi dari kekayaan negeri ini, justru melarikan diri ketika negeri sedang tidak baik-baik saja. Mereka bak drakula yang mengisap darah ekonomi rakyat,” ungkap Mukhaer saat diwawancarai awak media, Sabtu 12 April 2025.

Mukhaer menilai para taipan tersebut sengaja menciptakan suasana ketakutan dengan alasan situasi politik dan fiskal yang tak menentu, lalu secara kolektif memindahkan dana ke luar negeri.

Langkah mereka melibatkan konversi Rupiah ke mata uang asing serta penempatan investasi di negara-negara yang dianggap lebih stabil dan ramah pajak seperti Dubai dan Abu Dhabi. Tak jarang, mereka menggunakan perusahaan cangkang demi menyamarkan aliran modal tersebut.

“Tak mengejutkan bila sekarang ini ratusan triliun Rupiah menguap ke luar negeri. Rupiah makin terpuruk, dan para pelaku capital flight itu justru diuntungkan karena selisih kurs yang besar,” lanjutnya.

Menurutnya, sebagian besar investor yang memindahkan dana berasal dari sektor-sektor strategis seperti pertambangan batubara, minyak dan gas, nikel, perkebunan kelapa sawit, serta keuangan.

Mukhaer juga menegaskan bahwa para pengusaha ini selama bertahun-tahun telah menerima banyak insentif dari negara, serta mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia dengan kontribusi minim terhadap rakyat dan lingkungan.

“Ketika negara mengalami masa sulit, mereka malah meninggalkan kapal. Bisa jadi mereka adalah bagian dari lingkar kekuasaan yang saat ini memudar, atau mungkin juga tak lagi mendapat bagian dari rezim yang baru,” tambahnya lagi.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia, total aliran modal keluar (capital outflow) pada pekan kedua April 2025 tercatat mencapai Rp24,04 triliun. Angka ini muncul pasca pengumuman Presiden AS Donald Trump terkait tarif baru terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Rinciannya, investor asing melakukan penjualan bersih di pasar SRBI sebesar Rp10,47 triliun, di Surat Berharga Negara (SBN) Rp7,84 triliun, serta di pasar saham mencapai Rp5,73 triliun.

Secara akumulatif, sejak awal tahun hingga 10 April 2025, investor nonresiden tercatat menjual saham senilai Rp32,48 triliun, membeli SRBI senilai Rp7,11 triliun, dan melakukan pembelian bersih di SBN sebesar Rp13,05 triliun.

Komentar