JurnalPatroliNews – Jakarta – PT Danantara Asset Management (Persero) resmi menyalurkan pembiayaan senilai Rp6,65 triliun, atau sekitar 405 juta dolar AS, kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebagai bagian dari investasi strategis dalam rangka mendukung peningkatan layanan dan kinerja operasional maskapai nasional tersebut.
Dana ini difokuskan untuk mendanai aktivitas maintenance, repair, and overhaul (MRO) pesawat milik Garuda Indonesia Group, termasuk Citilink.
Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, menyatakan bahwa suntikan dana tersebut merupakan bagian dari total pendanaan awal sebesar 1 miliar dolar AS yang telah dialokasikan untuk Garuda Indonesia. Ia menekankan bahwa Danantara hadir bukan semata sebagai penyandang dana, tetapi juga sebagai pemegang saham aktif dengan pendekatan korporasi yang terukur.
“Pendanaan ini merupakan langkah awal kami dalam mendampingi Garuda secara institusional dan strategis. Kami tidak hanya membawa modal, tetapi juga membawa arah dan komitmen jangka panjang,” kata Dony dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Rabu (25/6/2025).
Pada fase awal, kerja sama ini akan berfokus pada peningkatan kesiapan armada demi mendukung kelancaran penerbangan Garuda Indonesia sebagai maskapai layanan penuh serta Citilink yang melayani penerbangan berbiaya rendah.
Lebih dari sekadar dukungan keuangan, Danantara juga akan terlibat dalam upaya pembenahan operasional, efisiensi proses, dan penguatan aspek bisnis Garuda dalam rangka mendorong perubahan menyeluruh menuju maskapai yang tangguh dan berkelanjutan.
Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyebut dana dari Danantara sebagai kelanjutan dari proses pemulihan perusahaan yang telah dimulai sejak 2022. Menurutnya, ini menandai fase baru dalam transformasi Garuda menuju perusahaan penerbangan yang sehat dan berdaya saing global.
“Pendanaan ini akan memperkuat kapabilitas operasional kami, memperbaiki fondasi bisnis, serta memperluas jangkauan Garuda dan Citilink dengan layanan yang semakin andal,” jelas Wamildan.
Ia menambahkan bahwa fokus perusahaan kini tidak hanya pada aspek finansial, tetapi juga pada restrukturisasi menyeluruh yang mencakup efisiensi, pemanfaatan teknologi, serta penguatan konektivitas penerbangan domestik dan internasional.
Langkah ini, lanjutnya, sejalan dengan agenda strategis nasional dalam memperkuat infrastruktur transportasi udara dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat penerbangan utama di kawasan Asia Tenggara.
“Kami percaya, pemulihan Garuda bukan sekadar tentang dana. Ini tentang arah baru, kemauan berbenah, dan tekad menjadikan Garuda Indonesia sebagai simbol kebangkitan industri aviasi nasional,” pungkas Wamildan.
Komentar