JurnalPatroliNews – Jakarta – Harga minyak dunia terus mengalami penurunan, dipicu oleh ekspektasi bahwa kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina dapat mengurangi sanksi yang selama ini menghambat aliran pasokan energi global. Selain itu, kekhawatiran mengenai perang tarif global yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan melemahkan permintaan energi turut menekan harga.
Dikutip dari Reuters, pada Senin (17/2/2025), harga minyak mentah Brent turun 20 sen atau 0,2% menjadi US$74,59 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 23 sen atau 0,3% menjadi US$70,51 per barel. Penurunan ini menandai hari keempat berturut-turut pelemahan harga minyak, dengan Brent dan WTI masing-masing turun 3,1% dan 3,8% dalam empat sesi terakhir.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan optimismenya untuk segera bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, guna membahas penghentian perang di Ukraina. Pernyataan ini muncul seiring dengan persiapan AS dan Rusia untuk mengadakan pembicaraan awal di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang. Selain itu, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menegaskan bahwa Ukraina dan Eropa akan dilibatkan dalam negosiasi nyata guna mengakhiri konflik tersebut.
Di sisi lain, Presiden wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak mengindikasikan bahwa ekspor minyak dapat kembali berjalan bulan depan setelah hampir dua tahun terhenti. Jika terealisasi, tambahan pasokan dari kawasan ini berpotensi menambah suplai global dan semakin menekan harga minyak.
Namun, kekhawatiran mengenai potensi perang tarif global juga membayangi pasar. Pekan lalu, Presiden Trump memerintahkan pejabat perdagangan dan ekonomi untuk mempelajari penerapan tarif timbal balik terhadap negara-negara yang memberlakukan tarif pada barang-barang AS. Rekomendasi terkait kebijakan ini diharapkan akan keluar sebelum 1 April.
Sementara itu, Goldman Sachs memproyeksikan harga minyak dunia akan bertahan di level rata-rata US$76 per barel pada 2025. Proyeksi ini didasarkan pada surplus minyak mentah yang moderat, kapasitas cadangan di antara produsen utama, serta meredanya kekhawatiran pasar terkait gangguan pasokan dari Iran.
Secara keseluruhan, dinamika geopolitik dan ekonomi global terus mempengaruhi pergerakan harga minyak dunia. Pelaku pasar kini tengah memantau perkembangan negosiasi damai Rusia-Ukraina serta kebijakan perdagangan internasional yang dapat berdampak pada suplai dan permintaan energi global.
Komentar