Hasil Musyawarah Rakyat: Ganjar Dan Sandi Paling Banyak Dipilih Gantikan Jokowi

JurnalPatroliNews – Bandung,- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dan Menparekraf Sandiaga Uno banyak dipilih menggantikan Jokowi menjadi Presiden di 2024.

Hal ini berdasarkan musyawarah rakyat (Musra) Indonesia perdana sejumlah organisasi relawan Jokowi di Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/8/2022).

Ketua Dewan Pengarah Musra Indonesia Andi Gani mengatakan, Ganjar dipilih 921 (16,10%) dari 5.721 peserta Musra Jabar dalam kelompok Calon Presiden Harapan Rakyat.

Sementara Sandiaga mendapat suara dari 16,92% atau 968 dari total peserta.

“Peserta Musra Jawa Barat lebih mendambakan pemimpin bangsa yang jujur dan bersih, sekaligus berani, tegas, dan berwibawa, serta berpengalaman,” kata Andi dalam rilisnya, Rabu (31/8/2022).

Musra sendiri bakal digelar di 34 provinsi untuk menentukan capres-cawapres yang diusung pada Pilpres 2024.

Musra Indonesia nantinya akan menyetorkan nama capres 2024 pilihan peserta Musra ke Jokowi.

Adapun tokoh-tokoh di bawahnya secara berurutan antara lain Menhan Prabowo Subianto dengan 635 suara dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 516 suara.

Kemudian Gubernur Jabar Ridwan Kamil 296 suara, dan Ketua DPR RI Puan Maharani 238 suara.

Kemudian ada nama Anggota DPR RI Dedi Mulyadi di urutan ke-8 dengan perolehan 164 suara, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dengan 147 suara, dan Panglima TNI Andika Perkasa.

Andi menjelaskan, sebanyak 1.123 pemilih punya kriteria dan karakter calon pemimpin bangsa yang jujur dan bersih.

Sebanyak 1.017 lainnya punya kreteria Presiden 2024 yang berani, tegas, dan berwibawa. Disusul kriteria lainnya seperti berpengalaman, merakyat, dermawan, berakhlak baik, dan berpendidikan profesional.

Lebih lanjut, Andi menyebut kriteria merakyat cukup tinggi sebagai bagian dari penilaian terhadap seorang pemimpin di mata para peserta dengan total suara 785. Andi mengatakan, penilaian merakyat bersanding dengan kriteria lain.

“Sedangkan tiga karakter terbawah (dermawan, akhlak baik, dan berpendidikan dan profesional) tetap dipandang penting namun tidak menjadi hal yang utama,” tuturnya.

Komentar