Ruli juga menyayangkan polemik ini menjadi konsumsi publik di media sosial. “Kami sangat prihatin dengan bagaimana isu ini menyebar luas di media sosial, yang berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat dan investor terhadap Garuda Indonesia,” tambahnya.
Tanggapan Garuda Indonesia
Menanggapi polemik ini, Direktur Human Capital & Corporate Service Garuda Indonesia, Enny Kristiani, telah memberikan klarifikasi pada 5 Maret. Menurutnya, ke-14 pegawai baru tersebut direkrut melalui mekanisme pro hire dengan status kontrak kerja. Ia menegaskan bahwa proses seleksi telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan.
Ke-14 pegawai baru itu menduduki berbagai jabatan strategis, termasuk 9 orang sebagai CEO Office Specialist, 1 orang sebagai Senior Lead Professional, serta 4 orang lainnya mengisi posisi di bidang protokoler.
Meskipun Garuda Indonesia telah memberikan klarifikasi, serikat karyawan tetap bersikukuh menolak keputusan tersebut dan menuntut adanya tindakan lebih lanjut untuk menyelesaikan konflik internal ini. Polemik ini pun masih menjadi perhatian publik, terutama di tengah upaya Garuda Indonesia untuk memperbaiki kinerja dan kepercayaan masyarakat.
Komentar