JurnalPatroliNews – Jakarta – Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), melihat potensi besar dari energi nuklir sebagai bagian penting dari upaya Indonesia menuju ketahanan pangan dan energi yang berkelanjutan.
Dalam pertemuan dengan fisikawan ternama asal Amerika Serikat, Profesor Steven Chu di Stanford University, Palo Alto, Ibas menekankan bahwa Indonesia perlu mempersiapkan diri secara serius dalam menghadapi tantangan energi masa depan.
Steven Chu, yang pernah menjabat sebagai Menteri Energi AS dan penerima Nobel Fisika, dikenal luas sebagai penggagas kebijakan energi inovatif berbasis sains. Pertemuan tersebut menjadi wadah diskusi penting tentang bagaimana nuklir bisa dimanfaatkan secara bijak dan aman di kawasan Asia Tenggara.
Menurut Ibas, pengembangan nuklir bukan sekadar wacana, melainkan harus dibarengi dengan regulasi yang matang, kesiapan teknologi, serta kerja sama internasional yang kuat. Ia juga menyebutkan perlunya dukungan dari negara-negara mitra seperti Amerika Serikat dalam membangun fondasi ekosistem energi nuklir yang bertanggung jawab di Indonesia dan kawasan ASEAN secara luas.
“Penggunaan teknologi nuklir untuk mendukung energi bersih dan menciptakan ketahanan pangan adalah hal yang sangat relevan untuk masa depan bangsa,” ujarnya, Jumat, 23 Mei 2025. Ia menambahkan bahwa kebijakan yang berpandangan jauh ke depan diperlukan untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang semakin nyata dirasakan di Asia Tenggara.
Ibas menegaskan bahwa pendekatan terhadap masa depan tidak lagi cukup jika hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan saat ini. “Kita tidak hanya harus memberi makan masa depan, tetapi juga merekayasa dan memperbaikinya,” ucapnya.
Ia kemudian menyinggung target ambisius Indonesia untuk mencapai net zero emissions pada 2060. Dalam rangka itu, Indonesia tengah gencar memperluas pemanfaatan energi terbarukan seperti tenaga surya dan air, sembari mengkaji potensi energi nuklir dengan hati-hati namun penuh keberanian.
“Energi nuklir bukan lagi simbol ketakutan era Perang Dingin, melainkan kini menjadi sumber energi modern yang bersih, efisien, dan sangat dapat diandalkan,” tutup Ibas dalam refleksinya.
Dengan pandangan tersebut, Ibas berharap Indonesia dapat menjadi pionir dalam transisi energi yang inklusif, aman, dan berkelanjutan, sambil terus menjaga kedaulatan pangan di tengah dinamika global.
Komentar