JurnalPatroliNews – Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa potensi kapasitas listrik di Indonesia bisa mencapai 93 Giga Watt (GW) secara keseluruhan. Dari jumlah tersebut, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) memiliki potensi sebesar 24 GW, menjadikan Indonesia negara dengan potensi panas bumi terbesar kedua di dunia.
Menurut Bahlil, sekitar 40% potensi panas bumi global berada di Indonesia. Namun, saat ini kapasitas PLTP di Indonesia baru mencapai 2,6 GW.
“Dan pertumbuhannya selama 10 tahun terakhir itu tumbuh dua kali lipat selama 10 tahun terakhir,” jelas Bahlil dalam pembukaan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition ke-10 Tahun 2024 di Jakarta Convention Center, Senayan, Kota Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2024).
Bahlil menegaskan bahwa pemanfaatan energi panas bumi akan menjadi kunci dalam mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 dan juga mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
“Geothermal dapat menjadi salah satu instrumen penting untuk meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional,” tambahnya.
Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa PLTP saat ini menyumbang 18,5% dari total listrik EBT nasional, atau 23% dari total potensi listrik nasional yang mencapai 93 GW.
“Pembangunan PLTP ini telah menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 900 ribu orang dan memberikan kontribusi keuangan bagi negara sebesar sekitar Rp 16 triliun. Selain manfaat ekonomi, PLTP juga membantu mengurangi emisi karbon dioksida hingga 17,4 juta ton per tahun di Indonesia,” jelasnya.
Bahlil juga menyebutkan bahwa investasi di sektor EBT, khususnya energi panas bumi, diproyeksikan akan meningkat hingga 8 kali lipat dalam satu dekade terakhir. Tahun 2024 ini, investasi di sektor PLTP diperkirakan akan mencapai US$ 8,7 miliar, atau setara dengan Rp 133,52 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.348 per US$).
Komentar