JurnalPatroliNews – Washington DC – Dalam sebuah pengumuman mengejutkan pada Selasa dini hari waktu setempat (24 Juni 2025), mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengklaim telah memfasilitasi tercapainya kesepakatan gencatan senjata total antara Iran dan Israel. Pernyataan tersebut disampaikannya hanya beberapa jam setelah Iran menembakkan sejumlah rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar fasilitas militer penting yang digunakan oleh pasukan AS dan koalisi internasional.
Melalui unggahannya di platform Truth Social, Trump menyebutkan bahwa gencatan senjata “bertahap” akan dimulai sekitar tengah malam waktu timur, dan memberikan waktu sekitar enam jam bagi kedua pihak untuk menyelesaikan misi militer yang masih berlangsung.
Namun, terlepas dari klaim tersebut, tidak ada konfirmasi resmi baik dari pemerintah Iran maupun Israel. Bahkan, di lapangan, serangan udara Israel justru dilaporkan semakin intensif, menghantam sejumlah lokasi strategis di Iran, termasuk kawasan permukiman di Teheran, Urmia, dan Rasht.
Media pemerintah Iran pun merespons dingin pernyataan Trump. Dalam salah satu siaran berita, penyiar menyebut bahwa sembari mengklaim telah ada kesepakatan damai, Israel terus membombardir wilayah mereka. Salah satu target paling mencolok adalah Penjara Evin di Teheran, yang dikenal menahan banyak aktivis dan warga asing.
Serangan balasan Iran ke Pangkalan Al Udeid diyakini sebagai tanggapan terhadap serangan udara AS akhir pekan lalu yang menghancurkan tiga fasilitas nuklir Iran. Meski begitu, Trump menyebut aksi Iran “lemah” dan tak perlu dibalas secara militer.
Juru bicara militer Qatar, Mayor Jenderal Shayeq Al Hajri, mengonfirmasi bahwa 19 rudal Iran diluncurkan ke Al Udeid. Sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara, dan hanya satu rudal yang mendarat di luar zona vital. Qatar pun mengecam serangan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan negaranya dan hukum internasional.
Sementara itu, Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dalam pernyataan di media sosial X, menegaskan bahwa Iran tak menginginkan perang, namun tidak akan tinggal diam saat negaranya diserang. Ia mengklaim bahwa jumlah rudal yang ditembakkan sama dengan jumlah bom AS yang menghantam situs nuklir mereka.
Di sisi lain, Israel terus menggempur sasaran-sasaran penting di Iran. Salah satu serangan yang paling disorot adalah terhadap fasilitas bawah tanah Fordo, yang sebelumnya juga dihantam oleh bom penghancur bunker dari AS. Meskipun belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa, kelompok HAM Boroumand yang berbasis di AS menyatakan bahwa banyak keluarga tahanan di Penjara Evin kini khawatir akan nasib orang-orang terdekat mereka.
Konflik yang berlangsung selama 11 hari ini telah menyebabkan lebih dari 950 orang tewas di Iran, sementara korban jiwa di pihak Israel tercatat sebanyak 24 orang. Korban luka-luka melampaui 3.000 orang di kedua negara.
Merespons eskalasi konflik, pemerintah AS telah mengevakuasi sekitar 250 warganya dari Israel melalui penerbangan militer dan carteran. Diperkirakan ada 700.000 warga AS di Israel, mayoritas merupakan pemegang kewarganegaraan ganda.
Komentar