Jerman Selidiki Pria Saudi Terkait Serangan di Pasar Natal Magdeburg

JurnalPatroliNews – Magdeburg – Pihak berwenang Jerman sedang menyelidiki seorang pria Saudi yang diduga sebagai pelaku serangan mobil di pasar Natal di Magdeburg. Serangan yang terjadi pada Jumat (20/12/2024) malam itu menewaskan lima orang dan melukai lebih dari 200 lainnya. Insiden ini memicu perdebatan tajam terkait keamanan dan migrasi menjelang pemilu di Jerman.

“Betapa mengerikannya tindakan ini, melukai dan membunuh begitu banyak orang dengan kejam,” ujar Kanselir Olaf Scholz saat memberikan penghormatan kepada para korban dengan meletakkan mawar putih di sebuah gereja di Magdeburg pada Sabtu (21/12/2024).

Scholz juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi para korban. “Hampir 40 orang terluka parah sehingga kami sangat mengkhawatirkan mereka,” tambahnya.

Tersangka Ditangkap di Lokasi Kejadian

Polisi menangkap tersangka, seorang dokter asal Arab Saudi berusia 50 tahun, di tempat kejadian. Tersangka, yang telah tinggal di Jerman selama hampir dua dekade, diidentifikasi oleh media sebagai Taleb A. Polisi juga menggeledah rumahnya pada malam hari setelah kejadian.

Juru bicara klinik rehabilitasi di Bernburg, tempat tersangka sebelumnya bekerja sebagai psikiater, mengonfirmasi bahwa ia tidak masuk kerja sejak Oktober karena alasan kesehatan dan cuti. Namun, motif serangan ini masih belum jelas, dan pihak berwenang belum mengumumkan secara resmi nama tersangka.

Jejak Media Sosial dan Islamofobia

Unggahan di akun media sosial X milik tersangka, yang dilansir oleh Reuters, menunjukkan dukungan terhadap partai-partai sayap kanan, termasuk Alternative for Germany (AfD), serta retorika anti-Islam. Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, menyatakan bahwa Islamofobia tersangka sangat jelas terlihat, meskipun ia enggan berspekulasi mengenai motif serangan tersebut.

Taleb A. dikenal sebagai aktivis yang membantu warga Saudi dan mantan Muslim melarikan diri ke Eropa. Dalam wawancaranya pada 2019 dengan surat kabar Jerman FAZ dan BBC, ia menyebutkan, “Tidak ada Islam yang baik.”

Peringatan dari Arab Saudi

Sumber Saudi mengatakan seperti dilansir Reuters bahwa pemerintah Saudi telah memperingatkan otoritas Jerman tentang potensi ancaman dari tersangka sejak ia meninggalkan Arab Saudi pada 2006. Peringatan ini diberikan berulang kali karena unggahan ekstremisnya yang dianggap mengancam keamanan.

Namun, laporan Welt menyebutkan bahwa penilaian risiko oleh penyelidik kriminal Jerman pada tahun lalu menyimpulkan bahwa Taleb A. tidak menimbulkan “ancaman spesifik.” Hingga kini, baik badan intelijen domestik maupun asing Jerman menolak memberikan komentar terkait penyelidikan yang sedang berlangsung.

Kesaksian Korban

Andrea Reis, salah satu saksi mata, kembali ke lokasi kejadian pada Sabtu bersama putrinya untuk meletakkan lilin. “Kalau saja kami tidak memutuskan untuk terus berjalan, mungkin kami berada di jalur mobil itu,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. “Anak-anak berteriak, menangis memanggil ibu mereka. Itu pemandangan yang sulit dilupakan.”

Dampak Politik

Serangan ini terjadi di tengah kampanye pemilu yang semakin memanas. Partai Sosial Demokrat (SPD) pimpinan Scholz berada di bawah tekanan dari partai sayap kanan AfD dan oposisi konservatif, yang unggul dalam jajak pendapat menjelang pemilu pada 23 Februari 2025.

AfD, yang memiliki basis dukungan kuat di wilayah bekas Jerman Timur, terus menyerukan pembatasan migrasi. Dalam pernyataannya, kandidat kanselir AfD, Alice Weidel, dan pemimpin bersama Tino Chrupalla, mengutuk serangan tersebut.

“Serangan mengerikan di pasar Natal Magdeburg ini sangat mengguncang kami,” ujar mereka dalam pernyataan resmi.

Kesimpulan

Serangan di Magdeburg menyoroti ketegangan yang sedang berlangsung di Jerman terkait isu keamanan dan migrasi. Pemerintah diharapkan segera memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai motif pelaku, sembari memperkuat langkah-langkah untuk mencegah serangan serupa di masa depan.

Komentar