Jokowi Disebut Sedang Galau, Takut Semua Projects Prioritasnya Mangkrak. Ini Kata Samuel F Silaen!

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Presiden Joko Widodo (Jokowi), disebut oleh pengamat Politik dan kalangan masyarakat, sedang melakukan manuver politik, jelang akhir masa Jabatan-nya.

Hal ini terlihat, saat Jokowi harus turun Gunung turun gunung, menyambangi relawan pendukung se-Indonesia, yang turut mengantarkan Dirinya ke kursi Singgasana RI 1.

Samuel F. Silaen, Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), menyampaikan, kegelisahan itu terlihat, saat Jokowi memberikan sambutan, pada acara ‘Gerakan Nusantara Bersatu’, di GBK, Jakarta, Sabtu (26/11/22) lalu.

“Sampai- sampai disinyalir, Presiden Jokowi sedang galau berat, ini terpantau disetiap kata sambutannya, dibeberapa kesempatan panggung Politik Tanah Air, sambutannya menitik beratkan soal jangan sampai salah pilih pemimpin, yang di Asosiasikan dengan Calon Presiden (Capres) di 2024 nanti, “ujarnya, di Jakarta, Senin (28/11/22).

Alumni Lemhanas pemuda 2009 itu, menyebut, yang disampaikan Jokowi sebenarnya wajar-wajar saja. Apalagi sebagai Pemimpin Pemerintahan, Presiden Joko Widodo sedang berusaha keras melakukan pembangunan didaerah terpencil.

“Tentunya, hal tersebut tidak berlebihan. Sebagai seorang Pemimpin Pemerintahan, yang sedang getol- getolnya melakukan pembangunan dari pinggiran, demi pemerataan pembangunan yang dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Ini bukan pekerjaan mudah, apalagi dalam waktu yang singkat,” tuturnya.

Aktivis sebuah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) itu, menilai, Jokowi memiliki alasan yang kuat soal kegelisahannya. Pengalaman paling nyata yaitu DKI Jakarta, dimana saat dirinya (Jokowi) memimpin bersama Ahok, lalu digantikan oleh Gubernur yang saat ini sudah dideklarasikan sebagai Capres.

“Apa yang Presiden Jokowi kuatirkan itu cukup punya alasan kuat, terkait dengan pengalaman Riel-nya, itu terjadi didepan mata beliau. Bagaimana DKI Jakarta dikelola mantan gubernur yang sudah dideklarasikan sebagai sebagai capres 2024. Yakni DKI Jakarta dimana presiden Jokowi pernah menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta bersama wakilnya Basuki Tjahaja purnama alias Ahok,” ucapnya.

“Ketika Jokowi-Ahok saat masih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, punya beberapa program Prioritas untuk mengatasi banjir, yakni Normalisasi dan lain-lain, tapi tidak dilanjutkan dengan alasan istilah Naturalisasi. Inilah yang menjadi salah satu kekuatiran Jokowi,” imbuhnya.

“Istilah yang sangat Politis ‘Jokowi antitesis Capresnya Nasdem’ yang mengusung tagline ‘perubahan’ alias Restorasi. Disinilah Presiden Jokowi jadi tidak happy dengan Nasdem, yang mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta sebagai bakal capres 2024,” tandas Silaen.

Silaen mengungkapkan, Berbagai Indikator, nyata tidak sejalan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta pasca Jokowi-Ahok itu, yang oleh banyak kalangan menilai, Gubernur Anies Baswedan hanya pinter olah tata kata-kata (kalimat) yang bombastis, tapi tidak bisa kerja.

“Jadi tidak bisa dipungkiri, inilah salah satu yang menjadi penyebab utama, kenapa sang Presiden Jokowi menjadi galau diakhir masa periode jabatannya. Sebab, Presiden Jokowi tidak mau pembangunan yang telah dia gagas dan kerjakan menjadi mangkrak, ketika penerusnya bukan figur yang segaris dengan visi misi Jokowi,” ungkapnya.

Komentar