Kamala Harris vs Donald Trump: Suara Para Pemimpin Dunia Menjelang Pemilu AS

JurnalPatroliNews – Jakarta – Amerika Serikat (AS) saat ini memasuki tahun politik yang penting menjelang pemilihan presiden pada 5 November. Dalam persaingan ketat antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump, perhatian dari pemimpin dunia seperti Vladimir Putin, Xi Jinping, dan Benjamin Netanyahu turut mencuat, mengindikasikan betapa besar pengaruh politik AS secara global.

Vladimir Putin, Rusia
Putin telah mengisyaratkan bahwa ia lebih memilih Trump, meskipun menyatakan dengan nada bercanda bahwa ia menyukai Harris. Timothy Ash, seorang peneliti di Chatham House, menjelaskan bahwa Putin melihat Trump sebagai cerminan dirinya sendiri—seorang otoriter yang dapat merongrong lembaga-lembaga Barat seperti NATO dan Uni Eropa. Putin telah lama memberikan dukungan kepada berbagai kandidat dalam pemilihan presiden AS.

Xi Jinping, Cina
Presiden Xi Jinping belum secara terbuka mendukung salah satu kandidat. Selama masa kepresidenan Trump, hubungan AS-China memburuk akibat perang dagang. Jika terpilih kembali, Trump diperkirakan akan melanjutkan kebijakan keras terhadap Tiongkok. Sebaliknya, Kamala Harris kemungkinan akan melanjutkan pendekatan serupa yang diterapkan oleh Joe Biden.

Benjamin Netanyahu, Israel
Perdana Menteri Israel, Netanyahu, diyakini mendukung Trump, yang pernah menjadi sekutu kuatnya. Meskipun hubungan antara keduanya sempat merenggang setelah Biden terpilih, Netanyahu berusaha memperbaiki hubungan dengan Trump, termasuk mengunjungi kediamannya di Mar-a-Lago.

Pemimpin Eropa dan NATO
Kebanyakan pemimpin Eropa lebih condong mendukung Harris. Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan keyakinannya bahwa Harris akan menjadi presiden yang baik. Trump, di sisi lain, pernah mengancam akan menarik AS dari NATO, meskipun banyak ahli percaya hal tersebut tidak mungkin terjadi.

Narendra Modi, India
Perdana Menteri India Narendra Modi tidak menunjukkan preferensi kuat terhadap salah satu kandidat, mengingat hubungan baiknya dengan Biden. Ada konsensus bipartisan di AS untuk memperkuat hubungan dengan India sebagai mitra strategis jangka panjang.

Korea Selatan
Korea Selatan, yang merupakan sekutu utama AS, belum menunjukkan dukungan eksplisit untuk kandidat tertentu. Namun, hubungan bilateral telah berkembang pesat di bawah Biden, meskipun ada ketidakpuasan selama masa Trump terkait kontribusi pertahanan.

Jepang dan Australia
Bagi Jepang, kemenangan Trump bisa berarti penurunan kolaborasi dan peningkatan tarif. Di Australia, banyak yang khawatir jika Trump terpilih, ia akan menarik diri dari perjanjian iklim global, yang bisa berdampak buruk bagi ekonomi Australia.

Komentar